Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GKR) Indonesia sudah membuahkan hasil salah satunya dengan terjadi pengurangan 875,7 juta ton CO2 ekuivalen (CO2e) berdasarkan inventarisasi pada 2022.
"Hasil perhitungan inventarisasi GRK nasional menunjukkan bahwa tingkat emisi aktual GRK tahun 2022 sebesar 1,23 giga ton CO2. Menunjukkan adanya pengurangan emisi dari baseline NDC sebesar 875,7 juta ton CO2e atau mendekati 42 persen," kata Menteri LHK Siti Nurbaya dalam Workshop Result Based Contribution Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Jakarta, Kamis.
Jumlah itu telah mendekati target Nationally Determined Contribution (NDC) yang sudah diperbarui yaitu penurunan emisi GRK 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan komunitas internasional pada 2030.
Untuk rinciannya adalah di sektor energi turun 727,33 juta ton CO2e, sektor industri 59,19 juta ton COe, pertanian 90,64 juta ton CO2e, kehutanan dan kebakaran gambut 221,37 juta ton CO2 dan limbah 130,19 juta ton CO2e.
"Kalau ini posisinya dan kita bekerja seperti ini saja terus-terusan, kita jaga kebijakan, jaga operasionalnya. Karena pekerjaan FOLU itu pada dasarnya yang dirangkum dalam kerangka kerja operasional FOLU Net Sink itu adalah yang kita kerjakan sehari-hari sesungguhnya tapi kita sistematiskan," kata Siti.
Hasil kerja itu sudah mendapatkan pengakuan, termasuk result based contribution (RBC) dengan Norwegia yang sudah dilakukan dengan tiga tahapan pendanaan dan yang keempat sedang dalam proses.
Indonesia sendiri sudah berkolaborasi dengan berbagai komunitas internasional lain untuk mendukung pencapaian tersebut termasuk Green Climate Fund, Kaltim FCPF Carbon Fund, dan Jambi BioCarbon Fund.