Menteri BUMN: Indonesia berpotensi besar menjadi digdaya

id rini

Menteri BUMN: Indonesia berpotensi besar menjadi digdaya

Menteri BUMN, Rini Soemarno (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta (antarasulteng.com) - Menteri BUMN Rini Soemarno menilai Indonesia berpotensi besar menjadi negara digdaya jika mampu mengelola potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia yang dimiliki.

"Potensi besar Indonesia menjadi negara digdaya, harus dimanfaatkan oleh BUMN dengan memberikan dukungan untuk menggarap dan merealisasikannya pada berbagai sektor bisnis di Tanah Air," kata Rini dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Menurut Rini, langkah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara digdaya atau tidak terkalahkan, diperlukan sinergi dalam menjalankan visi dan misi seluruh BUMN.

"Sejak awal, maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak hanya untuk mengejar keuntungan, melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat," tegasnya.

Dijelaskan, salah satu program yang segera direalisasikan yaitu menggalang sinergi sebanyak 28 BUMN menggelar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kepada masyarakat di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 21-22 April 2017.


Baca juga: (Rini: Kementerian BUMN lebih baik)


Dengan tema "BUMN Hadir Untuk Negeri, Menuju Indonesia Digdaya", program CSR ini juga sekaligus merayakan HUT 28 BUMN yang jatuh pada periode Februari-April 2017.

Bantuan yang cukup strategis antara lain pembangunan Balai Ekonomi Desa atau Balkondes yang dapat dijadikan sebagai etalase perekonomian di daerah, ruang untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi.

Selain Balkondes, sejumlah bantuan baik bantuan sosial ataupun pembangunan fisik juga akan segera dinikmati masyarakat di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di antaranya, renovasi rumah ibadah, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, bantuan alat kesehatan hingga perbaikan jalan dan drainase, serta bantuan di sektor pertanian.

Sebanyak 28 BUMN yang terlibat dalam kegiatan CSR tersebut antara lain PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Perum Jasa Tirta 1, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Bukit Asam (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT Indah Karya (Persero), PT Indra Karya (Persero), PT Kawasan Industri Makassar (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Selanjutnya, Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Virama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Yodya Karya (Persero), PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Taspen (Persero). (skd)