Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyebut volume ekspor durian Sulteng ke Tiongkok per Mei 2024 telah mencapai Rp600 miliar, dengan total 5.724 ton durian beku berdasarkan data Badan Karantina Pertanian pada Mei 2024.
"Volume ekspor durian Sulteng ke Tiongkok telah mencapai Rp600 miliar, berupa 5.724 ton durian beku atau setara 17.172 ton buah durian utuh," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulteng Rudi Dewanto pada Anugerah Daya Saing Produk Pertanian (ADSPP) 2024 di Palu, Kamis.
Oleh karena itu, kata dia, Pemprov Sulteng dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah berkomitmen mendorong percepatan ekspor durian Sulteng ke Tiongkok melalui Pelabuhan Pantoloan sebagai pintu gerbang pengiriman.
Pemprov Sulteng sedang mempersiapkan syarat-syarat yang ditentukan oleh Tiongkok, di antaranya registrasi Good Agricultural Practices (GAP), packing house atau rumah produksi dan sarana pelabuhan ekspor.
Saat ini, ada 1.634,29 hektare lahan telah teregistrasi GAP, kemudian petani teregistrasi GAP 133 orang, dan ada 10 rumah kemas durian di Sulteng.
Ia menyebutkan dari 13 kabupaten/kota di Sulteng, ada tiga daerah yang potensial menjadi ‘lumbung’ durian, yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso dan Sigi, dan untuk pengembangan ke depannya adalah Donggala dan Toli-Toli.
"Durian Sulteng telah diakui dunia sebagai yang terbaik dengan tekstur dan cita rasa yang khas. Jadi bapak dan ibu yang punya kemampuan pada bidang pertanian, ini merupakan peluang besar," ujarnya.
Pada kesempatan itu, dia juga menyampaikan apresiasi terhadap Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) yang telah menggelar 'Anugerah Daya Saing Produk Pertanian 2024' dalam rangka memberikan apresiasi terhadap para insan pertanian terbaik di Provinsi Sulteng.
Ia menyebutkan ADSPP ini merupakan yang pertama di Indonesia dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya.
Ia berharap pelaksanaan giat ini juga ke depannya dapat melibatkan lebih banyak sektor lagi, termasuk peternakan dan perkebunan.
“Agar dikembangkan tidak hanya pertanian tapi juga perkebunan dan peternakan yang ada dalam lingkup Kementerian Pertanian,” ujarnya.