BEI catat transaksi pasar modal di Sulawesi Tengah 2024 Rp9 triliun

id BEI, bursa efek, pasar modal, bursa saham, putri Irnawati, Sulteng, sekuritas, galeri investasi

BEI catat transaksi pasar modal di Sulawesi Tengah 2024 Rp9 triliun

Dok- Kepala BEI Perwakilan Sulawesi Tengah Putri Irnawati saat mengedukasi perempuan di Kota Palu mengenali ciri-ciri investasi bodong. (ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu)

Palu (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah transaksi pasar modal Sulawesi Tengah Tahun 2024 sangat positif sebesar Rp9 triliun.

"Jumlah transaksi tersebut meningkat signifikan dibanding realisasi transaksi 2023 Rp7 triliun," kata Kepala BEI Perwakilan Sulteng Putri Irnawati di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan tren perkembangan Indeks Saham Gabungan (IHGS) memberikan dampak positif terhadap peningkatan transaksi bisnis pasar modal, dengan selisih pertumbuhan Rp2 triliun tahun 2024.

Selain itu pertumbuhan nilai transaksi juga ditopang dengan kuantitas investor pasar modal Sulteng yang saat ini berjumlah 120.085 Single Investor Identification (SID).

"Semua itu berkesinambungan, tanpa adanya pertumbuhan jumlah investor dari tahun ke tahun, tidak mungkin nilai transaksi meningkat," ujarnya.

Ke depan, BEI Sulteng tetap menargetkan pertumbuhan investor sekitar 30 hingga 35 persen dengan memanfaatkan galeri investasi dan mengoptimalkan perusahaan sekuritas untuk memfasilitasi investor di bursa efek.

Menurut data BEI dari 120.085 SID melantai di bursa efek Sulteng, 30.805 SID diantaranya merupakan investor saham, yang mana bila ditinjau berdasarkan usia bahwa Gen Z masih mendominasi pasar modal di daerah ini sebanyak 38,2 persen dengan rata-rata usia 18 sampai dengan 25 tahun.

"Sosialisasi dan edukasi kami lakukan tidak sia-sia, banyak masyarakat berminat melantai di bursa efek. Di satu sisi modal investasinya juga sangat murah, menurut kami kondisi ini yang memicu meningkatnya jumlah investor, " tutur Putri.

Ia menambahkan pasar modal juga dapat menjadi wadah bagi masyarakat belajar membaca peluang bisnis, sekaligus edukasi untuk memberikan pemahaman yang utuh supaya terhindar dari kejahatan investasi bodong.

"Sebagai pihak yang menyediakan infrastruktur bursa efek, kami terus berupaya memperluas layanan jangkauan ke 13 kabupaten/kota di Sulteng, dengan harapan tahun 2025 investasi pasar modal lebih meningkat," kata dia.