Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) mendukung langkah Polda setempat memberantas aksi premanisme melalui Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) Tinombala 2025.
"Kami memandang penting operasi penindakan penyakit masyarakat, karena dapat mengganggu situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas)," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin di Palu, Minggu.
Menurut dia, langkah dilakukan Polda sudah tepat karena aksi premanisme akhir-akhir ini sangat masif terjadi terutama di ibu kota Sulawesi Tengah (Kota Palu).
Kepolisian sebagai aparat penegak hukum sekaligus pengayom masyarakat, sudah sepatutnya memberikan perlindungan yang aman dan nyaman kepada masyarakat dari aksi-aksi kejahatan.
"Aksi premanisme juga dapat mengganggu suasana kerukunan yang selama ini sudah terbangun di Sulteng," ujarnya.
Ia mengemukakan, stabilitas keamanan menjadi hal yang sangat penting diwujudkan.
Oleh karenanya, FKUB sebagai lembaga nonpemerintah juga memiliki peran dalam membantu aparat keamanan dalam menekan aksi-aksi kejahatan.
Salah satunya melalui bimbingan keagamaan oleh masing-masing tokoh agama kepada umat, baik dalam kegiatan keagamaan maupun kegiatan lainnya di lingkungan masing-masing.
"Sebagai tokoh agama, kami juga memberi penguatan tentang toleransi, kerukunan kepada umat guna membangun keharmonisan dalam lingkungan sosial kemasyarakatan," tutur Zainal.
Sementara itu Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Djoko Wienartono mengatakan, operasi Pekat Tinombala 2025 dilaksanakan pada 1-7 Mei 2025 menyasar praktik premanisme yang kian marak dan dianggap meresahkan masyarakat serta mengganggu stabilitas keamanan dan iklim investasi nasional.
Operasi ini dilaksanakan berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/1081/IV/OPS.1.3./2025 yang memerintahkan seluruh jajaran Polda dan Polres untuk melakukan penegakan hukum yang didukung oleh langkah intelijen, pre-emtif, dan preventif.
"Operasi ini bagian dari komitmen Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia menuturkan.