Palu (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan produksi komoditas cabai rawit di provinsi itu 5.326 ton sejak Januari hingga Mei 2025 atau dalam lima bulan terakhir.
"Lima bulan terlahir produksi petani lokal sangat baik, dan ini memberikan dampak positif bagi petani setempat," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Sulteng, Rabu.
Ia menjelaskan dari produksi itu dapat diproyeksikan produksi tujuh bulan ke depan memberikan kontribusi yang baik kepada daerah.
Hasil produksi itu memberikan surplus 2.399 ton dari konsumsi daerah 2.927 ton.
"Kami optimis dapat melampaui produksi cabai rawit pada 2024 sebanyak 16.201 ton dengan angka surplus 9.364 ton, karena petani lokal sangat konsisten menanam," ujarnya.
Ia mengemukakan, pemerintah daerah (pemda) gencar melakukan penguatan produksi kepada petani sejak beberapa tahun terakhir, karena cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempengaruhi inflasi.
Salah satu daerah di Sulteng gencar melakukan inovasi dalam pengendalian inflasi yakni Kota Palu melalui program Palu Mandiri Tangguh Pangan melalui penanaman cabai dan Pemprov Sulteng membantu suplai bibit cabai rawit.
"Cabai salah satu komoditas yang digemari masyarakat Sulteng, sehingga komoditas ini memberikan pengaruh terhadap inflasi daerah," ucap Nelson.
Ia menambahkan selain cabai rawit, cabai besar juga memiliki produksi yang signifikan lima bulan terakhir sebanyak 3.114 ton dengan rata-rata konsumsi 949 ton.
"Cabai besar mengalami surplus 2.165 ton. Kami berharap konsistensi ini tetap terjaga supaya produksi melimpah sehingga pendapatan petani juga meningkat," katanya.