Sigi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkolaborasi aktif dalam menyusun langkah penanganan yang tepat terkait kasus stunting di daerah itu seiring kembali meningkatnya kasus stunting.
"Semua pemangku kepentingan ini bisa segera mengidentifikasi permasalahan di lapangan, sehingga kasus stunting di Kabupaten Sigi dapat diatasi," kata Bupati Sigi Moh Rizal Intjenae saat memimpin rapat koordinasi tim percepatan penurunan stunting di Desa Bora, Rabu.
Ia mengemukakan penanganan stunting harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
"Untuk camat, kepala desa, dan kepala puskesmas, wajib saling berkoordinasi yang solid di masing-masing wilayah. Jika ada permasalahan yang tidak dapat diatasi di tingkat lokal, harus segera dilaporkan ke dinas teknis agar bisa ditangani secepatnya," ucap Bupati Rizal.
Ia menjelaskan pentingnya pendekatan berbasis data dan bukti lapangan agar intervensi yang dilakukan pemerintah daerah dapat tepat sasaran.
"Ke depan pemanfaatan fasilitas kesehatan dan posyandu harus dilakukan secara optimal sebagai ujung tombak pelayanan gizi dan kesehatan ibu serta anak," sebutnya.
Menurut dia, dibutuhkan juga keterlibatan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk ikut serta dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi, kebersihan lingkungan, dan pola asuh anak yang sehat.
"Perubahan perilaku masyarakat adalah kunci keberhasilan penanganan stunting secara jangka panjang," katanya.
Rizal berharap hasil rakor kali ini tidak hanya menjadi dokumen perencanaan, tetapi dapat segera diimplementasikan di lapangan.
"Pada intinya ini menjadi langkah awal dalam mengintensifkan sinergi antar-perangkat daerah dan seluruh pemangku kepentingan dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Sigi," ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah daerah senantiasa berkomitmen untuk terus mengawal proses percepatan penanganan stunting secara terstruktur, sistematis, dan berkelanjutan.
"Dengan adanya komitmen semua pihak dapat mempercepat penurunan stunting demi mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan unggul menuju Kabupaten Sigi yang lebih maju," tuturnya.
Sebelumnya Kabupaten Sigi mencatat terjadi kenaikan kasus stunting di daerah itu pada tahun 2024 mencapai 33 persen.
Selama tiga tahun terakhir sejak 2021 hingga 2023 angka stunting di Sigi turun, tetapi untuk tahun 2024 mengalami kenaikan 6,6 persen dari 26,4 persen menjadi 33 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sulteng bahwa terdapat lima kabupaten/kota di Sulteng mengalami kenaikan kasus stunting tahun 2024, seperti Banggai Kepulauan menjadi 28,4 persen, Buol 36,9 persen, Sigi 33,0 persen, Banggai Laut 26,6 persen, dan Kota Palu 25,6 persen.