Morowali (ANTARA) - Komitmen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan terus diperkuat. Sejak 2021 hingga pertengahan 2025, perusahaan ini telah mengolah 182 ton sampah organik menjadi 45,6 ton kompos dan 394 kilogram maggot, sebagai bagian dari penerapan konsep zero waste di kawasan industri mereka.
Program pengelolaan sampah ini tidak hanya dilakukan di dalam kawasan industri, tetapi juga melibatkan sekolah, komunitas, kelompok swadaya masyarakat (KSM), dan pemerintah desa di sekitar Morowali. Edukasi lingkungan menjadi pilar utama, dengan tujuan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga ekosistem melalui pengurangan limbah.
“Kompos ini dimanfaatkan untuk penghijauan pada area internal kawasan, serta disalurkan sebagai bantuan kepada desa dan pihak yang membutuhkan,” jelas Supervisor Waste Management Environmental Department PT IMIP, Burhanudin, Sabtu (21/6/2025).
Menurutnya, seluruh bahan berasal dari sisa makanan yang dikumpulkan dari Central Kitchen IMIP.
Proses pengolahan dimulai dengan pencacahan sampah organik, kemudian dicampur menggunakan metode bioremediasi yang melibatkan mikroorganisme sebagai aktivator.
Hasil akhirnya berupa kompos untuk penghijauan di ruang terbuka hijau (RTH), baik dalam kawasan maupun di luar, seperti sekolah dan perkantoran milik instansi pemerintah.
Tak hanya menghasilkan pupuk kompos, IMIP juga mengembangkan budidaya maggot dari larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang digunakan sebagai pakan ikan. Sejak 2024, budidaya ini telah menghasilkan hampir 400 kilogram maggot.
Maggot terbukti cepat dan efisien dalam mengurai sampah organik, dan limbah hasil budidayanya pun bermanfaat sebagai pupuk organik.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya menciptakan rantai pengolahan limbah yang terintegrasi dan berkelanjutan. Kami berharap pengelolaan sampah organik IMIP bisa menjadi percontohan yang dapat dikolaborasikan bersama masyarakat sekitar kawasan,” kata Burhan.

Saat ini, IMIP juga tengah membangun rumah produksi kompos di area Edu Park sebagai bentuk konkret mendukung prinsip sirkularitas limbah organik. Banyak masyarakat dari berbagai kalangan juga melakukan kunjungan studi untuk melihat langsung praktik pengelolaan sampah di kawasan industri ini.
Lewat inisiatif ini, IMIP menunjukkan bahwa pengelolaan limbah bukan sekadar urusan internal perusahaan, tetapi juga bagian dari kontribusi sosial dan lingkungan yang dapat menginspirasi praktik serupa di wilayah lainnya.