Pemkab Parigi Moutong keluarkan tiga kebijakan pascagempa

id PARIMO,GEMPA,BUPATI

Pemkab Parigi Moutong keluarkan tiga kebijakan pascagempa

Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu (Antaranews Sulteng/Humas Pemda Parimo)

Parigi (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong mengeluarkan tiga kebijakan pascagempa 7,4 SR yang mengguncang Sulawesi Tengah (Palu, Sigi dan Donggala) serta Kabupaten Parigi Moutong sebagai daerah terdampak. 

Ketiga kebijakan itu, pertama, bagi warga Palu Sigi dan Donggala yang memiliki anak usia sekolah namun sekolahnya telah hancur akibat gempa, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menyatakan siap menampung anak korban gempa tersebut bersekolah di Parigi Moutong tanpa dipungut biaya dan syarat administrasi.

Silahkan sekolah di Parigi Moutong. Semua sekolah kita bebaskan tanpa syarat admistrasi apapun. Yang penting sekolah," kata Bupati Samsurizal Tombolotutu ketika menggelar dzikir dan doa bersama di rumah jabatan Bupati, Kamis (11/10). 

Kebijakan kedua, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menerima siapa saja yang menjadi korban gempa di Palu, Sigi dan Donggala termasuk Parigi Moutong untuk berobat secara gratis di Rumah Sakit atau Pusat Kesehatan Masyarakat yang berada di Kabupaten Parigi Moutong.

"Saya sudah laporkan kepada Bapak Gubernur, siapa saja yang menjadi korban gempa kemarin silakan berobat di Parigi Moutong, tidak perlu surat atau BPJS. Kalau ada kendala laporkan ke saya, Pemda Parigi Moutong siap membantu," kata Samsurizal.

Kebijakan ketiga, selasai tanggap darurat di Parigi Moutong, warga diharapkan bisa kembali ke rumah masing masing, kecuali yang rumahnya rusak berat dan tidak bisa ditinggali lagi. Setelah kembali ke rumah, Pemerintah Daerah akan mendata dan memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban gempa melalui rumah masing- masing.

"Bantuan kepada korban gempa akan diberikan langsung di rumah-rumah warga agar mereka perlahan lahan bisa pulang kerumahnya. Insha Allah tidak ada gempa lagi, tetap berdoa," ujarnya.

Samsurizal berharap kebijakan itu dapat membantu masyarakat yang menjadi korban gempa. Selain itu, untuk membantu warga yang masih bertahan di tempat tempat pengungsian yang tersebar di kota Palu, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong rencananya akan membangun dapur umum di Palu. Salah satu lokasi yang akan dibangun dapur umum itu berada di dekat Perumnas Balaroa. Di lokasi itu katanya banyak warga Palu yang rumahnya telah rata dengan tanah dan saat ini bertahan di tempat pengungsian. 

Pemda Parigi Moutong katanya baru melakukan itu sekarang karena kemarin masih mempersilakan relawan dari berbagai daerah di Indonesia membantu korban gempa di Palu.

"Kalau sekarang banyak yang membantu. Tapi setelah tanggap darurat berakhir, para relawan dan petugas akan meninggalkan Palu. Pada saat mereka kembali, tentu warga yang menjadi korban gempa masih tetap ada di tempat pengungsian karena rumah mereka tidak bisa ditinggali lagi. Mereka juga pasti bosan makan makanan instan terus. Kami ingin membangun dapur umum disana, semoga ini bisa membantu mereka," kata Samsurizal.

Ia mengajak siapa saja di Kabupaten Parigi Moutong, terutama kaum perempuan yang ingin menjadi relawan memasak di dapur umum tersebut.

"Bagi ibu-ibu yang ingin jadi relawan memasak, kami siapkan bus berangkat ke Palu. Nanti bisa secara bergantian," tandasnya. (Humas Pemda Parimo)