Korban gempa-tsunami Sindue berharap pemerintah bangun huntara

id huntara

Korban gempa-tsunami Sindue berharap pemerintah bangun huntara

Ilustrasi, Proses pembangunan hunian sementara (Huntara) untuk warga kehilangan tempat tinggal akibat gempa mengguncang Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala yang juga dirasakan kuat di Parigi. (Foto: Antara/Humas Pemda Parimo) (Foto: Antara/Humas Pemda Parimo/)

Donggala, Sulawesi Tengah, (Antaranews Sulteng) - Korban gempa dan tsunami di Desa Lero dan Desa Lero Tatari, Kecamatan Sindue berharap pemerintah membangunkan hunian sementara (huntara) untuk mereka.

"Warga sangat mengharapkan pemerintah membangunkan huntara agar mereka bisa bangkit secara perlahan-lahan," kata korban gempa dan tsunami Desa Lero Kecamatan Sindue, Mohammad Hamin.

Desa Lero dan Desa Lero Tatari, Kecamatan Sindue merupakan wilayah terparah terdampak gempa dan tsunami pada Jumat petang 28 September 2018.

Saat gempa dan tsunami menerjang dua desa tersebut, tercatat kurang lebih 14 orang meninggal dunia dan dua warga tidak diketahui kabarnya, serta puluhan korban luka-luka.

Peristiwa Jumat petang itu menghilangkan puluhan unit rumah milik warga di dua desa tersebut, serta 200 lebih unit rumah rusak berat.

"Banyak warga yang tidak memiliki tempat tinggal di dua desa tersebut, karena rumahnya hilang disapu bersih tsunami. Ada ratusan rumah yang rusak berat diterjang gempa dan tsunami," kata Hamdin.

Sebagiannya, kata dia, rumah-rumah warga mengalami rusak ringan dan sedang, namun demikian warga belum berani kembali ke rumah masing-masing pascagempa dan tsunami.

Karena itu, katanya, korban gempa dan tsunami masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Umumnya mereka mengungsi di Lapangan Sanggola Dusun 01 Pompaya Desa Lero. Tercatat sekitar 1.200 jiwa mengungsi di lapangan tersebut.

Dia mengemukakan hingga saat ini pemerintah desa terus melakukan pendataan rumah-rumah warga yang rusak total, rusak berat dan rusak sedang serta ringan.

Karena itu, kata dia, menunggu relokasi permukiman dari pemerintah, korban berharap agar pemerintah membangunkan mereka hunian sementara.