Palu (Antaranews Sulteng) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah Ir. Faizal Anwar, MT mengatakan inflasi di Kota Palu untuk bulan Januari 2019 tercatat 0,21 persen dan cukup terkendali pascabencana alam melanda kota ini 28 September 2018.
Secara tahunan (Januari 2018 ke Januari 2019), kata Faisal kepada wartawan di Palu, Jumat, inflasi kumulatif Kota Palu mencapai 5,96 persen, lebih tinggi dari angka nasional 2,82 persen.
Namun, katanyam, inflasi januari 2019 itu lebih rendah dibanding Januari 2017 yang mencapai 1,32 persen dan 2018 tercatat 0,69 persen, padahal Kota Palu tertimpa dampak bencana sangat besar, namun ternyata harga barang-barang, terutama kebutuhan pokok masyarakat tetap terkendali.
Yang cukup menarik, katanya, kontribusi harga beras pada inflasi tahun ini cukup kecil karena harga beras justru turun, padahal pada Januari 2017 dan 2018, sumbangan harga beras pada inflasi cukup dominan karena terjadi kenaikan harga di awal tahun.
Penyebab inflasi yang agak signifikan pada awal 2019 ini adalah kenaikan harga sewa rumah, ini terkait dampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi.
Lima komoditas yang memberikan kontribusi pada inflasi Januari 2019 ini adalah harga ikan kembung 0,18 persen, sewa rumah 0,10 persen, ikan bakar 0,06 persen, ikan cakalang 0,06 persen dan bawang merah 0,04 persen.
Menurut Faiasal, inflasi tahun ke tahun cukup tinggi karena pada bulan Oktober, November dan Desember, terjadi kenaikan indeks harga-harga yang cukup tinggi pada berbagai jenis barang kebutuhan masyarakat karena berbagai faktor.