Camat dan lurah di Palu diminta segera serahkan formulir relokasi
Saya minta formulir relokasi segera disetor, siapa mau di Duyu dan siapa yang mau di Tondo Talise
Palu (ANTARA) - Wali Kota Palu Hidayat mengimbau seluruh camat dan lurah untuk segera menyerahkan formulir relokasi yang telah disebar kepada pengungsi korban bencana sejak beberapa bulan lalu.
Agar Pemerintah Kota Palu dapat secepatnya mendata jumlah pengungsi yang ingin direlokasi, baik di lokasi relokasi dan pembangunan hunian tetap (huntap) di Kelurahan Duyu maupun di Kelurahan Tondo dan Talise.
"Saya minta formulir relokasi segera disetor, siapa mau di Duyu dan siapa yang mau di Tondo Talise," katanya dalam acara halalbihalal di Taman Gelanggang Olahraga (GOR) Kota Palu, Minggu (23/6) malam.
Hal itu, kata dia, mengingat pembangunan huntap tahap pertama sebanyak 1.000 unit di Kelurahan Tondo dan Kelurahan Talise kini tengah berjalan.
Ia tidak ingin jumlah huntap yang dibangun tidak sesuai apalagi lebih sedikit dibanding jumlah pengungsi dalam tiap kepala keluarga (KK) yang bersedia direlokasi dan tinggal di huntap.
"Tadi saya sudah cek dan huntara yang dibangun sudan mendekati 100 unit. Pengungsi yang punya tanah di zona merah tidak dapat membangun hunian lagi. Itu kebijakan pemerintah pusat," ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu mencatat baru 1.059 korban bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu bersedia direlokasi dan menempati hunian tetap yang saat ini tengah dibangun.
Itu berdasarkan jumlah sementara korban bencana yang telah mengisi dan mengembalikan formulir relokasi yang disebar Pemerintah Kota Palu melalui BPBD Palu kepada lurah dan camat di titik-titik terdampak bencana.
"Dari 5.731 formulir yang disebar, 1.509 formulir sudah masuk. Itu data sebelum Lebaran. Sebanyak 1.059 korban bersedia direlokasi," kata Kepala BPBD Kota Palu Pressly Tampubolon, awal pekan lalu.
Dari 1.059 korban yang bersedia direlokasi, kata dia, sebanyak 127 korban ingin direlokasi di Kelurahan Talise dan 829 di Kelurahan Tondo.
"Sisanya tidak ingin direlokasi karena masih mau tinggal di sana. Pengungsi di Kelurahan Duyu, Petobo, dan Balaroa belum mau mengisi karena mereka masih mau di sana," katanya.
Agar Pemerintah Kota Palu dapat secepatnya mendata jumlah pengungsi yang ingin direlokasi, baik di lokasi relokasi dan pembangunan hunian tetap (huntap) di Kelurahan Duyu maupun di Kelurahan Tondo dan Talise.
"Saya minta formulir relokasi segera disetor, siapa mau di Duyu dan siapa yang mau di Tondo Talise," katanya dalam acara halalbihalal di Taman Gelanggang Olahraga (GOR) Kota Palu, Minggu (23/6) malam.
Hal itu, kata dia, mengingat pembangunan huntap tahap pertama sebanyak 1.000 unit di Kelurahan Tondo dan Kelurahan Talise kini tengah berjalan.
Ia tidak ingin jumlah huntap yang dibangun tidak sesuai apalagi lebih sedikit dibanding jumlah pengungsi dalam tiap kepala keluarga (KK) yang bersedia direlokasi dan tinggal di huntap.
"Tadi saya sudah cek dan huntara yang dibangun sudan mendekati 100 unit. Pengungsi yang punya tanah di zona merah tidak dapat membangun hunian lagi. Itu kebijakan pemerintah pusat," ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu mencatat baru 1.059 korban bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu bersedia direlokasi dan menempati hunian tetap yang saat ini tengah dibangun.
Itu berdasarkan jumlah sementara korban bencana yang telah mengisi dan mengembalikan formulir relokasi yang disebar Pemerintah Kota Palu melalui BPBD Palu kepada lurah dan camat di titik-titik terdampak bencana.
"Dari 5.731 formulir yang disebar, 1.509 formulir sudah masuk. Itu data sebelum Lebaran. Sebanyak 1.059 korban bersedia direlokasi," kata Kepala BPBD Kota Palu Pressly Tampubolon, awal pekan lalu.
Dari 1.059 korban yang bersedia direlokasi, kata dia, sebanyak 127 korban ingin direlokasi di Kelurahan Talise dan 829 di Kelurahan Tondo.
"Sisanya tidak ingin direlokasi karena masih mau tinggal di sana. Pengungsi di Kelurahan Duyu, Petobo, dan Balaroa belum mau mengisi karena mereka masih mau di sana," katanya.