Parigi Moutong akan jadi sentra pengembangan ikan bandeng hulu-hilir

id DKP Sultengm,Bandeng,Parimo,Hasanuddin Atjo

Parigi Moutong akan jadi sentra pengembangan ikan bandeng hulu-hilir

Kepala Dinas KP Sulteng Hasanuddin Atjo (kiri) menyerahkan bantuan sarana produksi bagi petambak ikan bandeng di Desa Dolago, Parigi Moutong, Kamis (27/6) (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

"Kalau ini dilaksanakan dengan sinergis dan konsisten, saya yakin Dolago dan Torue dalam dua atau tiga tahun ke depan bisa menjadi sentra ikan bandeng yang maju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Atjo lagi.
Palu (ANTARA) - Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tengah akan menjadikan Desa Dolago dan Torue, Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi Moutong, sebagai sentra pengembangan ikan bandeng di sektor hulu berupa pembudidayaan secara intensif  dan sektor hilir berupa pengolahan hasil (industrialisasi) untuk meningkatkan nilai tambah.

"Tahun ini kita petakan dulu semua potensi dan masalah lalu tahun depan kita memulainya secara bertahap," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Hasanuddin Atjo saat bertatap muka dengan puluhan petambak ikan bandeng di Desa Dolago, Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi Moutong, pekan lalu.

Menurut Atjo, kedua desa ini sangat berpeluang menjadi sentra pengembangan ikan bandeng baik hulu maupun hilir karena memiliki potensi yang besar antara lain lahan pertambakan yang sudah produktif sekitar 450 hektare.

Warga desa juga sudah terbiasa dengan usaha tambak ikan bandeng meski selama ini produktivitas mereka masih sangat rendah, dan lokasi pertambakan itu terletak di jalur trans Sulawesi yang kini sangat ramai lalu lintas yang menghubungkan Kota Manado-Gorontalo-Palu-Poso dan Makassar.

Belum ada catatan pasti produktivitas tambak rakyat di lokasi itu, namun H. Djalil, salah seorang petambak bandeng menyebutkan masih sangat rendah karena mereka kekurangan benih dan sarana produksi seperti pupuk dan pakan.

"Akibatnya masa panen sangat panjang karena perkembangan fisik ikan terlalu lambat sebab kekurangan pupuk," ujarnya saat berdialog dengan tim dari Dinas KP Sulteng dan Dinas KP Parigi Moutong dalam sekolah lapang bagi para petambak yang digelar DKP Sulteng.

Bahkan Kadis KP Parigi Moutong Effendy Batjo mengungkapkan bahwa petambak bandeng di bagian utara Parigi Moutong banyak yang ditangkap polisi karena terpaksa harus membeli pupuk SP-36 secara diam-diam ke Provinsi Gorontalo dan akhirnya harus berurusan dengan penegak hukum.

Baca juga: MAI: Budidaya Bandeng Laut Perlu Jadi Gerakan Nasional
Baca juga: Teknologi budidaya bandeng KJT Donggala hasilkan 210 ton/ha

 
Seorang petambak ikan bandeng Desa Dolago H. Djalil, mengeluh kepada Kepala Dinas KP Sulteng Hasanuddin Atjo (duduk-kanan) dan Kadis KP Parimo Efendy Batjo (duduk-kiri) soal kesulitan mereka mendapatkan benih, pakan dan pupuk SP-36 dalam tatyap muka petambak ikan bandeng di Desa Dolago, Parigi Moutong, Kamis (27/6) (Antaranews Sulteng/Rolex Malaha)

Penguatan organisasi petambak

Hasanuddin Atjo menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan Dolago dan Torue sebagai sentra produksi ikan bandeng hulu dan hilir, maka beberapa hal penting yang harus dilakukan saat ini adalah mendata kembali para petambak serta potensi lahan yang tersedia lalu memperkuat organisasi kelompok pembudaya ikan (pokdakan).

"Kelompok pembudidaya ini harus kuat karena inilah forum untuk merencanakan berbagai hal mulai dari pola budidaya, kebutuhan sarana produksi, benih, hingga panen dan pemasaran sertas pengolahan," ujarnya.

Menurut Atjo, selama ini petambak mengeluh bukan saja produktivitas rendah tapi harga ikan rendah. Ini karena panennya tidak terpola, waktunya tidak pasti, sehingga tidak ada posisi tawar terhadap pasar. Kalau pola budidaya dan panen di atur, maka pasar akan melirik karena produksi terjamin kepastian dan volume serta kesinambungannya.

Kalau soal sarana produksi, katanya, itu tidak sulit dipenuhi kalau kelompok pembudidaya dengan bantuan Dinas KP Kabupaten Parimo bisa membuat perencanaan kebutuhan definitif kelompok setiap tahun, demikian halnya dengan benih, pakan dan obat-obatan.

DKP Sulteng dan DKP Parigi Moutong akan memberikan pendampingan yang berkesinambungan kepada masyarakat di dua desa itu, baik dalam hal teknis budidaya yang intensif maupun pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah seperti bagaimana cara menghasilkan ikan bandeng tanpa duri (tulang).

"Kalau ini dilaksanakan dengan sinergis dan konsisten, saya yakin Dolago dan Torue dalam dua atau tiga tahun ke depan bisa menjadi sentra ikan bandeng yang maju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Atjo lagi.

Soal pemasaran, tidak perlu diragukan karena Parigi-Moutong ini terletak di jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Manado (Sulut) yang kini berkembang menjadi daerah tujuan wisata yang digandrungi wisatawan mancanegara yang tentu saja membutuhkan sumber-sumber protein antara lain dari ikan bandeng.

Baca juga: Sulteng Integrasikan Budidaya Bandeng Dan Rumput Laut
Baca juga: Uji Coba Budidaya Bandeng Di Dermaga PPI Donggala
Tampak dua keramba berisi sekitar 30.000 ekor bandeng di bawah dermaga PPI Donggala, siap dipanen pada Rabu (31/8). (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)