Refleksi setahun bencana Pasigala, gereja-gereja se-Kota Palu gelar doa bersama

id sulteng, bencana

Refleksi setahun bencana Pasigala, gereja-gereja se-Kota Palu gelar doa bersama

Salah satu pemandangan di Pantai Talise, Kota Palu, sehari setelah tsunami melanda kawasan itu pada 28 September 2018. (ANTARA/Muh. Adimaja)

"Tanpa pertobatan dari jalan-jalan manusia yang jahat, tidak mungkin terjadi pemulihan kota dan bangsa ini...." ujar Yewin.
Palu (ANTARA) - Ribuan warga Kristen dari berbagai denominasi gereja se-Kota Palu akan berkumpul di Lapangan GOR Jl. Moh. Hatta Palu, Kamis (26/9) petang untuk menggelar doa bersama agar terjadi transformasi di berbagai bidang setelah bencana gempa, tsunami dan likuefaksi meluluhlantakkan kota ini pada 28 September 2018.

"Umat Kristen harus meningkatkan doa agar upaya pemulihan dan pembangunan kembali Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong berjalan lancar untuk kesejahteraan bersama," kata Yewin Chandra, Ketua Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Sulawesi Tengah (Sulteng) di Palu, Selasa.

Menurut Yewin, doa bersama ini berthema 'Palu Kota Bersinar dan Terang' dimana semua umat diajak untuk melakukan refleksi diri dan tunduk merendahkan diri serta mengakui kebesaran Allah atas alam semesta.

Baca juga: Setahun bencana Sulteng - DDI akan gelar dzikir akbar doakan korban bencana Sulteng
Baca juga: Setahun bencana Sulteng : 14.664 KK terdampak butuh hunian tetap


"Kami mengharapkan pimpinan-pimpinan gereja tanpa memandang denominasi untuk bersama-sama dalam kasih, hadir bersinergi menjadi satu tubuh untuk berdoa bagi Bangsa Indonesia khususnya wilayah terdampak gempa, tsunami dan likuefaksi di Sulteng," jelasnya.

Ia yakin, dengan dukungan doa umat, segala upaya yang dilakukan pemerintah dan berbagai pihak untuk membangun kembali masyarakat dan kawasan yang luluhlantak ini, Kota Palu akan bertransformasi kembali menjadi 'Kota Terang dan Bersinar' yang artinya sejahtera dan kemuliakan nama Tuhan.

Menurut dia, Kota Palu akan mengalami transformasi di berbagai sektor kehidupan bila semua umat kembali ke jalan yang benar dan berdoa meminta anugerah dan kasih karunia Tuhan.

"Tanpa pertobatan dari jalan-jalan manusia yang jahat, tidak mungkin terjadi pemulihan kota dan bangsa ini. Pertobatan akan terjadi bila orang-orang kudus terus menaikkan doa dan penyembahan kepada Tuhan," tambahnya.

Acara doa bersama ini akan dipimpin oleh sejumlah pendeta dari berbagai denominasi gereja serta khotbah yang menghadirkan dua pembicara dari Jakarta yakni Pdt Daniel Panji dan Pdt. Dr Ronny Mandang, M.Th.

Acara ini juga dimeriahkan dengan pui-pujian dengan lagu-lagu rohani yang akan ditampilkan oleh penyayi dan kelompok-kelompok band dari berbagai gereja di ibu kota Sulawesi Tengah ini.
 
Ketua PGLII Sulawesi Tengah Yewin Chandra (kedua kanan) bersama panitia penyelenggara Doa Bersama di tengah kesibukan mempersiapkan acara ini. (ANTARA/HO-PGLII Sulteng)