Palu (ANTARA) - Bukan hanya perbaikan rumah rusak menggunakan dana stimulan bantuan pemerintah pusat untuk korban bencana Kota Palu saja yang mengalami permasalahan, utamanya pada standar bangunan yang tidak layak dan mengijuti petunjuk teknis.
Sekolah darurat untuk peserta didik korban bencana di SD Inpres Perumnas, Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat juga tega dibangun dengan tidak memenuhi standar dan membahayakan peserta didik dan tenaga pendidik di sekolah dasar itu.
Fakta-fakta itu ditemukan Ketua Fraksi Hanura DPRD Kota Palu, Irsan Satria saat melakukan inspeksi ke sekolah itu dan mendengar keluh kesah tenaga pendidik perihal kondisi bangunam sekolah yang tidak layak huni itu, Sabtu.
Adalah Sitti Utari Muh. Tahir, Kepala SD Inpres Perumnas, yang berani melaporkan kondisi yang ia dan para tenaga pendidik serta peserta didik alami di sana kepada anggota DPRD Palu itu.
"Coba bapak lihat kursi ini, dicubit saja kayunya langsung rusak. Ini bantuan dari salah satu perusahaan BUMN, tapi yang kerja kontraktor lokal. Saya sudah sering berdebat dengan kontraktornya waktu pembangunan. Saya bilang kalau mau cari untung silahkan, tapi jangan dengan cara begini. Kasian anak-anak,"sedihnya.
Tidak hanya mobiler sekolah, kualitas dinding sekolah darurat yang berada di Jalan Mangga itu itu juga sangat jelek, hanya berbahan kayu tipis sehingga para peserta dan dan tenaga pendidik tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan kondusif.
"Anggaran bantuan untuk sekolah ini sangat besar pak, tapi coba bapak liat dinding sekolah ini sudah rusak pas kami baru pakai beberapa bulan. Untung orang tua murid cepat-cepat urungan untuk ganti dindingnya dengan dinding berbahan baku batako,"imbuhnya.
Ia berharap Dinas Pendidikan Kota Palu segera turun tangan membantu mereka.
Parahnya, akibat kualitas sekolah darurat beserta fasilitas pendukung yang tidak layak, ua mengaku sejumlah peserta didik terserang penyakit demam berdarah (DBD).
"Kalau bisa kami saran pak, segera dicarikan lokasi baru untuk sekolah ini. Kasian murid saya sudah banyak yang mengeluh panas, bahkan sekarang ada dua pelajar di sekolah ini yang kena DBD karena tidak ada saluran pembuangan disini,"pintanya.
Anggota DPRD Palu, Irsan Satria yang di sela-sela mengecek kondisi sekolah itu
mengaku sangat menyayangkan ulah oknum kontraktor tersebut
"Dimana nuraninya mereka itu, coba anak-anak mereka yang ada disini. Saya akan komunikasikan dengan teman-teman di komisi. Harus ada tindakan tegas kepada orang-orang yang memanfaatkan bencana untuk kepentingan pribadi,"jengkelnya.
Ia memastikan keluhan dan saran dari pihak sekolah akan langsung disampaikan ke dinas terkait, agar secepatnya diatasi.
"Terimakasih atas sarannya bu, Insya Allah secepatnya saya sampaikan ke dinas terkait. Khususnya dinas kesehatan untuk melakukan pengasapan di sekolah ini,"pungkasnya.