Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pembuat komponen elektronik, Foxconn, melaporkan laba kuartalan yang mencapai level terendah dalam dua dekade pada kuartal pertama tahun ini.
Hal itu dikarenakan perusahaan multinasional yang berbasis di Taiwan tersebut terpaksa mengentikan operasi di China di tengah pandemi virus corona, dan menurunnya permintaan dari sejumlah pelanggan utama, termasuk Apple.
Foxconn, dikutip dari GSM Arena, Senin, mencatat laba bersih Q1 2020 sebesar 70,3 juta AS, turun 90 persen tahun-ke-tahun. Angka tersebut menjadi jumlah terendah sejak Q1 2000, dan kurang dari seperempat nilai estimasi analis pasar yang diprediksi sebelumnya.
Namun, Foxconn mengatakan "segalanya tampak membaik," dan memperkirakan akan stabil di Q2 -- saat ini semua pabrik Foxconn di China telah dibuka kembali.
Perkiraan untuk kuartal berikutnya mencakup pertumbuhan persentase dua digit dari hasil Q1, meskipun masih tidak akan cukup untuk kenaikan laba tahun-ke-tahun.
Foxconn memprediksi pertumbuhan pendapatan tahunan lebih dari 10 persen untuk divisi enterprise dan komputasi. Namun, perusahaan melihat konsumen elektronik diperkirakan menurun 15 persen tahun-ke-tahun karena berkurangnya daya beli yang sangat mempengaruhi permintaan.
Berita Terkait
Program Tetra Pandu 2025 libatkan desa penyangga
Rabu, 13 November 2024 19:23 Wib
Pemprov Sulteng perkuat TPID antisipasi deflasi daerah
Selasa, 8 Oktober 2024 22:00 Wib
Penurunan fungsi organ yang umum terjadi pada lansia
Rabu, 4 September 2024 15:10 Wib
Sulteng berupaya percepat penurunan stunting di Poso
Selasa, 3 September 2024 14:37 Wib
Presiden: Penurunan populasi kelas menengah problem hampir semua negara
Sabtu, 31 Agustus 2024 8:19 Wib
Dinas Cikasda Sulteng dan Untad kerja sama KKN tematik turunkan kemiskinan
Rabu, 21 Agustus 2024 21:24 Wib
Kemendag: Seluruh komoditas pertambangan alami penurunan harga
Kamis, 1 Agustus 2024 9:31 Wib
Garuda sambut pembentukan satgas penurunan harga tiket pesawat
Rabu, 31 Juli 2024 13:29 Wib