Jakarta (ANTARA) - Snap Inc merilis hasil studi pertemanan global kedua berdasarkan data wawancara terhadap 30.000 responden di enam belas negara termasuk Indonesia, serta wawancara pakar global, untuk mengeksplorasi bagaimana pandemi COVID-19 dan masalah global telah memengaruhi pertemanan.
Friendship Report yang baru-baru ini dirilis Snap menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan lebih dari sepertiga pertemanan (secara global) terpengaruh dalam beberapa cara. Lebih dari setengah responden yang terkena dampak mengatakan bahwa hal itu menyebabkan mereka tidak merasa dekat dengan teman mereka (42 persen).
Hampir setengah orang Indonesia (51 persen) mengatakan bahwa tidak dapat melihat teman membuat mereka merasa lebih kesepian, dan kebanyakan dari mereka terhubung dengan teman secara virtual (72 persen).
Sebanyak 29 persen orang merasa bahwa jarak fisik telah melemahkan hubungan mereka dengan teman. Secara keseluruhan, hampir setengah dari responden mengatakan bahwa COVID-19 tidak memengaruhi pertemanan mereka (57 persen), namun 72 persen mengatakan jadi tidak merasa dekat dengan teman-temannya.
Selain itu, setengah dari mereka yang disurvei setuju dengan pernyataan bahwa mereka merasa lebih jauh dari teman karena tidak bisa menghabiskan waktu bersama secara langsung (51 persen).
"Seperti orang pada umumnya, orang Indonesia merasa sulit untuk tidak dapat bertemu keluarga dan teman selama lockdown. Menelepon dan mengirim pesan pun menjadi sangat penting dalam membantu mereka menjaga hubungan," ujar Associate Profesor and Chair Departement of Indonesian Studies, University of Sidney, Dwi Noverini Djenar, Rabu.
Ada perbedaan signifikan antara Snapchatters yang sering berkomunikasi secara visual dan non-Snapchatters, yakni Snapchatters merasa menjadi lebih dekat dengan teman selama pandemi.
"Physical distancing sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada hubungan emosional persahabatan yang erat, tetapi memungkinkan persahabatan menjadi semakin intim dan dekat. Persahabatan jarak jauh tetap intim karena sering kontak dengan menggunakan media sosial terutama video call yang membantu mengaburkan batasan fisik. Meskipun beberapa pertemanan jarak jauh berubah menjadi 'pertemanan yang kaku', keintiman akan kembali muncul saat mereka bertemu lagi," ujar profesor antropologi dan sosilogi, University Sains Malaysia, Nur Hafeeza Ahmad Pazil.
Melihat data dari sebelum pandemi, Snap menemukan bahwa satu kegiatan yang dapat mempererat persahabatan adalah liburan bersama (64 persen). Karena tidak memungkinkan dilakukan sekarang, Snap ingin menciptakan cara untuk mendukung komunitasnya melalui AR, yang memungkinkan Snapchatters untuk berbagi pikiran positif dengan teman mereka di masa depan.
Mengenai teman yang tidak lagi saling kontak, Snap menemukan cara yang paling disukai orang-orang untuk terhubung kembali, yaitu membagikan foto mereka dan teman mereka bersama (47 persen), atau dengan mengirimkan foto yang mengingatkan mereka akan suatu kenangan (53 persen). Humor juga ada di peringkat ketiga bahwa mengirim meme atau GIF lucu adalah cara terbaik untuk terhubung kembali (40 persen).