Yayasan Mercy Corps fasilitasi petani Sigi-Donggala lakukan peremajaan benih

id Mercy Corps Indonesia,sigi dan donggala,kabupaten sigi,kabupaten donggala,kakao donggala,jagung donggala,kakao sigi,jagu

Yayasan Mercy Corps fasilitasi petani Sigi-Donggala lakukan peremajaan benih

Mercy Corps Indonesia melakukan pendampingan petani di Sigi dan Donggala melakukan peremajaan benih kakao, pascagempa, tsunami dan likuefaksi. (ANTARA/HO-Mercy Corps Indonesia)

Palu (ANTARA) - Yayasan Mercy Corps Indonesia memfasilitasi petani di daerah rawan bencana alam meliputi Kabupaten Sigi dan Donggala untuk melakukan peremajaan benih.

"Ada dua jenis benih yang dilakukan peremajaan yakni jagung dan kakao," ucap Disaster Recovery Programme Manager Yayasan Mercy Corps Indonesia Iswar Abidin di Palu, Senin, terkait program pemulihan sektor pertanian Sigi dan Donggala.

Iswar Abidin mengemukakan program pemulihan sektor pertanian di Kabupaten Donggala dan Sigi dimulai sejak Juli 2019 - Oktober 2020, yang difokuskan pada peremajaan benih jagung dan kakao.

Untuk peremajaan benih jagung di Kabupaten Sigi dilakukan di Desa Kalawara, Tuva, Lambara dan Sibalaya Utara. Sementara untuk benih kakao dilakukan di Kecamatan Palolo, Kecamatan Gumbasa dan Tanambulava. Total keseluruhan benih jagung dan kakao yang diremajakan sebanyak 12.000 benih. Untuk Kabupaten Donggala, peremajaan benih kakao dilakukan di Kecamatan Sindue.

"Di Donggala ada 10.000 benih kakao yang dilakukan peremajaan," ungkap Iswar.

Intervensi yang dilakukan oleh Mercy, sebut dia, salah satu tujuannya untuk meningkatkan produktivitas tanaman dalam setiap panen. Dari intervensi itu terdapat 357 kepala keluar petani di Donggala dan Sigi sebagai penerima manfaat dari program tersebut untuk komoditi kakao. Sementara untuk komoditi jagung, terdapat 399 kepala keluarga petani di Donggala dan Sigi sebagai penerima menafaat.

Sebelum dilakukan intervensi, kata dia, panen jagung di dua daerah tersebut hanya menghasilkan rata-rata 1 - 2 ton per haktare. Pascaintervensi, hasil panen meningkat menjadi 7,5 - 8 ton per hektare.

"Selain untuk meningkatkan produktivitas, program peremajaan benih juga menjadi satu potensi bisnis bagi petani. Namun, Mercy belum mendorong sampai pada sertifikasi benih," ungkap dia.

Mercy Corps, kata dia, dalam intervensi itu juga menggunakan pendekatan polikultur atau penanaman campuran. Hal itu tanaman kakao membutuhkan tanaman pelindung/tanaman peneduh.

"Jadi, warga petani sembari menunggu pertumbuhan kakao, juga bisa menanam tanaman peneduh seperti jagung dan pepaya california," ujarnya.
Mercy Corps Indonesia melakukan pendampingan petani di Sigi dan Donggala melakukan peremajaan benih kakao dan jagung, pascagempa, tsunami dan likuefaksi. (ANTARA/HO-Mercy Corps Indonesia)