Mercy Corps bantu Pemkab Sigi bentuk kelompok warga tanggap bencana

id Mercy Corps Indonesia,Sigi,Tanggap Bencana,Pemkab Sigi,Pengurangan Risiko Bencana

Mercy Corps bantu Pemkab Sigi bentuk kelompok warga tanggap bencana

Program Pengelolaan Risiko Bencana Melalui Pengembangan Eonomi (M-RED) di Kabupaten Sigi, mulai disosialisasikan Mercy Corps Indonesia Sulawesi Tengah melibatkan Karsa Institute dan Penabulu Foundation. (ANTARA/HO/Mercy Corps Indonesia Sulteng)

Palu (ANTARA) - Mercy Corps Indonesia Sulawesi Tengah membantu Pemerintah Kabupaten Sigi untuk membentuk kelompok warga yang tangguh dan tanggap dalam menghadapi bencana alam guna minimalisasi dampak atau pengurangan risiko bencana.

"Saat ini pembentukan kelompok warga Kabupaten Sigi sedang dilakukan di sepuluh desa yang tersebar di dua kecamatan," ucap Program Manager Pengelolaan Risiko Bencana Melalui Pengembangan Ekonomi (M-RED) Mercy Coprs Indonesia Sulteng, Dewi Hanifah di Palu, Selasa.

Mercy Corps Indonesia melalui program pengurangan risiko bencana melalui pengembangan ekonomi masing-masing di Kecamatan Kulawi sebanyak empat desa dan Kecamatan Dolo Selatan enam desa.

Dewi Hanifah mengemukakan sepuluh desa pendampingan tersebut, sebelumnya telah melewati proses kajian risiko bencana di antaranya meliputi kerentanan terhadap bencana, serta dukungan untuk mitigasi.

"Kajian ini diawali dengan survei dan observasi yang meliputi paling rentan, kemudian membutuhkan support dari Mercy Corps Indonesia, serta rawan banjir, longsor dan gempa," urai Dewi.

Mercy Corps Indonesia menilai hal yang paling mendasar dari kajian terhadap sepuluh desa tersebut, kata Dewi, yakni adanya risiko hilang dan mengancam mata pencaharian warga.

Ia menjelaskan dari sepuluh desa tersebut, beberapa desa telah membentuk kelompok tanggap bencana, seperti Desa Mataue di Kecamatan Kulawi, sehingga akan ditindaklanjuti dan diberikan dukungan oleh Mercy Corps Indonesia.

"Dukungannya bisa berupa rencana kontigensi bencana, pembuatan peta rawan bencana di tingkat desa, arah evakuasi, titik kumpul, peningkatan kapasitas dalam teknik mencari dan menolong dan sebagainya," ujarnya.

Sementara untuk desa yang belum membentuk kelompok tanggap bencana, lanjut dia, akan dibentuk kelompok untuk diikutkan dengan pemberian dukungan, bahkan dukungan yang diberikan bisa berupa alat-alat penunjang pengurangan risiko bencana kepada desa yang telah dan belum membentuk kelompok tanggap bencana.

Ia mengatakan ketika semua itu telah berjalan, maka tahun depan direncanakan akan dilakukan simulasi di tingkat desa, dan kelompok tanggap bencana tersebut akan menjadi ujung tombak di desa untuk menyosialisasikan langkah-langkah pengurangan risiko bencana.

"Nah hal ini tidak hanya berlangsung di level masyarakat, tapi juga akan kami masuk di tingkat sekolah," ujarnya.

Saat ini, kata Dewi, Mercy Corps Indonesia telah mulai menyosialisasikan program tersebut kepada masyarakat di dua kecamatan itu, diawali dari Desa Mataue di Kecamatan Kulawi.

Dalam program Pengelolaan Risiko Bencana Melalui Pengembangan Ekonomi (M-RED), di Kabupaten Sigi, Mercy Corps Indonesia Sulawesi Tengah menggandeng Karsa Institute dan Penabulu Foundation.

Survei dan observasi untuk Program Pengelolaan Risiko Bencana Melalui Pengembangan Ekonomi (M-RED) di Kabupaten Sigi, mulai disosialisasikan Mercy Corps Indonesia Sulteng melibatkan Karsa Institute dan Penabulu Foundation. (ANTARA/HO/Mercy Corps Indonesia Sulteng)