"Mary Kills People" menjadi serial terfavorit di Mola TV

id mola tv,mary kills people

"Mary Kills People" menjadi serial terfavorit di Mola TV

"Mary Kills People" (2021). (ANTARA/Mola TV)

Sesuai dengan misi kami untuk menghadirkan tayangan hiburan berkualitas namun berbeda dari apa yang tersedia di pasar Indonesia, serial Mary Kills People tidak hanya menghibur, namun juga menantang sikap dan pemikiran kita seputar kematian

Jakarta (ANTARA) - Sejak tayang pada akhir Januari 2021, serial "Mary Kills People" menjadi salah satu serial paling digemari penonton selama dua pekan berturut-turut di layanan on-demand Mola TV.

"Sesuai dengan misi kami untuk menghadirkan tayangan hiburan berkualitas namun berbeda dari apa yang tersedia di pasar Indonesia, serial Mary Kills People tidak hanya menghibur, namun juga menantang sikap dan pemikiran kita seputar kematian," kata perwakilan Mola TV Mirwan Suwarso melalui keterangannya, Kamis.

Serial ini juga diklaim menjadi salah satu alasan utama jumlah pelanggan paket Mola Movies & Kids (paket tanpa tayangan olahraga) tumbuh 167 persen memasuki bulan Februari ini.

"Mary Kills People" mendapatkan banyak reaksi dari warganet Indonesia. Mola TV mencatat bahwa mayoritas yang memberikan reaksi pada serial ini sebagian besar berasal dari kalangan kedokteran dan tenaga kesehatan.

Serial "Mary Kills People" sendiri bercerita tentang kehidupan Mary Harris (Chaterine Dhavernas), seorang dokter UGD di rumah sakit yang memiliki kegiatan “ekstra” dalam memberikan jasa mengakhiri hidup pasien yang sudah berada dalam tahap sakit kritis yang tak tersembuhkan (terminal ill).

Ia menjalani dua kehidupan yang bertolak belakang. Di satu sisi, ia memiliki profesi sebagai dokter UGD penyelamat nyawa, di sisi lain ia menjadi malaikat maut pencabut nyawa.

Dalam melakukan aksinya, Mary tidak sendirian. Ia dibantu Des (Richard Short), mantan dokter bedah plastik yang kehilangan ijin praktik akibat kecanduannya pada obat terlarang.

Meski aksi Mary memiliki niat baik membantu orang-orang mengakhiri hidup dengan cara paling manusiawi, namun di mata hukum tentu saja hal itu dianggap kejahatan.

Mary semakin terjerumus dalam berbagai intrik dan pertentangan yang tak hanya dari pandangan orang lain yang menilai hal yang dilakukan Mary tak bermoral, tapi juga pertentangan dari dalam dirinya sendiri yang juga memiliki penilaian moral atas hak-hak pasiennya dalam mengakhiri hidup.

Isu eutanasia hingga saat ini tetap menjadi kontroversi di seluruh dunia. Inilah yang menjadikan serial "Mary Kills People" menarik untuk diikuti oleh penonton yang berprofesi di bidang kedokteran dan kesehatan.

Penonton akan “dipaksa” untuk melihat sebuah hal dari berbagai sisi sehingga pikiran menjadi lebih terbuka dalam menerima sebuah perbedaan.