Siswa Diliburkan Karena Sekolah Disegel

id sekolah, segel

Siswa Diliburkan Karena Sekolah Disegel

Sejumlah siswa-siswi beserta para guru berdiri di depan pintu pagar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 dan 2 Tatura Palu, Sulawesi Tengah, yang disegel, Rabu (20/3). (ANTARASulteng/Muh. Hamzah)

Kami terpaksa mengistruksikan siswa untuk libur dan baru akan sekolah lagi setelah masalah tersebut selesai
Palu,  (antarasulteng.com) - Para siswa SDN 1 dan SDN 2 Tatura, Kota Palu, terpaksa diliburkan dari kegiatan belajar mengajar karena kedua sekolah itu disegel warga yang mengaku pemilik lahan sekolah.

"Ini sudah memasuki hari ketiga anak-anak kami tidak masuk sekolah," kata Rinse (42), orang tua salah satu murid SDN 2 Tatura di Palu, Rabu.

Ia mengatakan pada Senin (13/4), anaknya yang duduk di kelas V SDN 2 Tatura Palu pulang lebih cepat dari biasanya karena ruang kelas disegel oleh warga yang mengaku pemilik tanah.

"Kami semua disuruh kepala sekolah pulang dan nanti akan masuk kembali kalau ruangan-ruangan kelas telah dibuka segelnya oleh warga," kata Rinse mengutip keterangan anaknya.

Hal senada juga disampaikan Agustina, orang tua siswa SDN 2 Tatura. "Sudah berlangsung tiga hari ini tidak bersekolah karena sekolah itu disegel warga," katanya.

Agustina mengatakan belum diketahui sampai kapan murid-murid diliburkan.

Penyegelan itu sangat merugikan siswa, kata dia.

Apalagi, katanya, pada Mei 2015, siswa kelas VI sudah akan menghadapi ujian sekolah dan ujian nasional (UN).

Sementara itu, Kepala SDN 1 Tatura Palu, Hj Nurhaini mengatakan penyegelan kali ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi.

Pada 2014, pemilik tanah yakni keluarga Arsad Budi menyegel sekolah selama beberapa hari sehingga siswa terpaksa diliburkan.

Penyegelan kembali terjadi pada 13 April 2015.

"Kami terpaksa mengistruksikan siswa untuk libur dan baru akan sekolah lagi setelah masalah tersebut selesai," katanya.

Rencananya, keluarga ahli waris tanah, Pemkot Palu dan Ombudsman Sulteng akan bertemu untuk membahasa masalah ini.

"Kami berharap dalam pertemuan itu ada titik terang sehingga kegiatan sekolah kembali berjalan normal," ujar Nurhaini. (skd)