Pemkab Parigi Moutong terus dorong program diversifikasi pangan

id Pangan, ketahanan pangan, pangan lokal, diversifikasi pangan, Parigi Moutong, ketahananpangan, Wahyuni Borman, sulteng

Pemkab Parigi Moutong terus dorong program diversifikasi pangan

Arsip-Pangan lokal nonberas seperti ubi-ubian, sagu, jagung, pisang, kentang dan labu yang disajikan dalam acara gerakan diversifikasi pangan lokal berlangsung di Palu, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/Anas Masa.

Konsumsi pangan lokal nonberas sudah menjadi budaya oleh masyarakat di Kabupaten ini, meski begitu kami terus mendorong penganekaragaman pangan untuk meningkatkan produksi pangan daerah selain antisipasi krisis pangan global
Parigi (ANTARA) - Pemerintah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, terus mendorong program diversifikasi pangan atau penganekaragaman pangan sebagai upaya untuk mengantisipasi krisis pangan global.
 
"Konsumsi pangan lokal nonberas sudah menjadi budaya oleh masyarakat di Kabupaten ini, meski begitu kami terus mendorong penganekaragaman pangan untuk meningkatkan produksi pangan daerah selain antisipasi krisis pangan global," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Parigi Moutong Sitti Wahyuni Borman, di Parigi Moutong, Jumat.
 
Sitti Wahyuni Borman menjelaskan, penganekaragaman pangan perlu dilakukan agar konsumsi masyarakat tidak hanya terpaku pada satu komoditas yakni beras, meskipun beras merupakan bahan pangan utama.
 
Oleh karena itu, program diversifikasi pangan yang dicanangkan Menteri Pertanian Yasin Limpo pada pertengahan 2020 lalu, kemudian diadopsi ke daerah dengan tujuan untuk memvariasikan konsumsi pangan masyarakat.
 
"Banyak keuntungan mengonsumsi pangan lokal karena selain bergizi, juga memiliki karbohidrat serta baik untuk kesehatan," ujar Wahyuni.
 
Dia memaparkan, Parigi Moutong sebagai lumbung beras Provinsi Sulteng memiliki ketersediaan bahan pangan sangat memadai, begitu pun bahan pangan lokal bahkan setiap tahun sejumlah komoditas selalu melampaui target produksi atau surplus.
 
Guna mendukung diversifikasi pangan, pihaknya juga mendorong sejumlah program, salah satunya yakni program obor pangan lestari (Opal) yang mana lahan digunakan yakni memanfaatkan pekarangan rumah untuk konsumsi rumahan bahkan untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

"Program Opal melibatkan kelompok wanita tani, maupun ibu-ibu rumah tangga untuk membudidayakan komoditas tanaman pangan, hortikultura termasuk komoditas peternakan guna meningkatkan sumber protein nabati maupun hewani," ucap Wahyuni.

Dia menambahkan, produksi pangan lokal non beras seperti jagung, ubi, kacang-kacangan dan sebagainya di Parigi Moutong cukup melimpah.

"Produksi pangan melimpah tidak terlepas dari dukungan ketersediaan lahan memadai, dan sebagian besar warga kabupaten ini berprofesi sebagai petani dan nelayan, sehingga setiap tahun pangan Parigi Moutong selalu terpenuhi," kata Wahyuni.

Baca juga: Sulteng dukung gerakan diversifikasi pangan lokal
Baca juga: Komitmen Sulteng dukung diversifikasi pangan lokal
Baca juga: Diversifikasi pangan lokal Sulteng perlu jadi perhatian pemda