Petani Kakao Mamuju Jadi Penambang Batu

id batu

Petani Kakao Mamuju Jadi Penambang Batu

Ilustrasi (antaranews)

Kakao sudah tidak terselamatkan karena itu petani menambang batu yang hasilnya dianggap menjanjikan

Mamuju, (antarasulteng.com) - Petani kakao di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat yang gagal panen beralih menjadi penambang untuk memperoleh pekerjaan menyambung hidupnya.

"Kakao kami diserang hama akibatnya kami tidak bisa berbuat banyak kecuali mencari pekerjaan lain untuk menyambung hidup karena terus menerus diserang hama, kakao rusak dan gagal panen sehingga banyak petani beralih menjadi penambang batu gunung," kata Ardi salah seorang petani kakao di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, dari pada menganggur petani di Kecamatan Tapalang yang kakaonya sudah sulit diselamatkan lagi karena serangan hama tersebut, menambang batu di sungai untuk dijual.

"Kakao sudah tidak terselamatkan karena itu petani menambang batu yang hasilnya dianggap menjanjikan," katanya.

Menurut dia, sudah tiga tahun terakhir ini tanaman kakao sejumlah petani di Kecamatan Tapalang yang jumlahnya ratusan hektare diserang hama namun tidak mampu dicegah petani akibatnya tanaman kakao petani semakin rusak.

"Hama pengerek batang paling ditakuti petani kakao karena membuat tanaman kakao rusak, sehingga kakao petani tidak layak untuk dipanen, produktivitas kakao petani yang sebelumnya mencapai sekitar 2.000 sampai 3.000 kg per hektare, turun drastis paling tinggi hanya sekitar 50 sampai 100 kg per hektare akibat serangan hama itu," katanya.

Petani kemudian beralih menjadi penambang batu karena pilihan pekerjaan itu lebih dianggap menjanjikan dari pada bertani coklat, ujarnya.

"Dengan menjadi penambang batu sungai petani mampu menghasilkan uang sampai Rp100 ribu dalam waktu tiga hari dengan tiga kubik batu gunung yang dihasilkan," katanya.(skd)

Pewarta :
Editor : Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.