BPBD Palu koordinasi lintas sektor untuk cegah banjir

id Presly Tampubolon, BPBD palu, banjir, kota palu, Sulteng,Sungai ngia

BPBD Palu  koordinasi lintas sektor untuk cegah banjir

Ilustrasi- Satu alat berat dikerahkan mengeruk material di Sungai Ngia, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Rabu (29/8) malam. ANTARA/Moh Ridwan

Palu (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Sulawesi Tengah berkoordinasi lintas sektor sebagai upaya pencegahan banjir yang sewaktu-waktu bisa terjadi di daerah itu.
 
"Mengingat cuaca akhir-akhir ini masih berpotensi hujan dengan intensitas lebat, sedang, hingga ringan maka perlu langkah antisipasi guna mengurangi risiko dampak bencana," kata Kepala BPBD Kota Palu Presly Tampubolon di Palu, Sabtu.

Menurut dia, langkah koordinasi dipandang perlu dalam pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan bencana, karena mengatasi kebencanaan terkait dengan sejumlah instansi teknis, baik di bawah Pemerintah Kota Palu maupun instansi vertikal.
 
Oleh karena itu, BPBD, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Balai Jalan dan Balan Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) membangun sinergitas untuk melakukan upaya antisipasi bencana.
 
Ia menjelaskan dalam upaya pencegahan banjir di daerah itu, Dinas PU telah melakukan normalisasi sungai yang dianggap berpotensi banjir.
 
"Dinas PU telah mengeruk material atau sedimentasi di hilir Sungai Ngia Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan karena sudah mengalami pendangkalan dan di sekitar sungai juga banyak rumah rumah penduduk," ujar Presly.
 
Dia mengatakan peta rawan banjir dalam jaringan sungai di antaranya Sungai Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore, Sungai Ngia Petobo.
 
Khusus Sungai Kawatuna, BPBD telah mengidentifikasi dan menemukan dua masalah serius, yakni pendangkalan sungai serta reruntuhan talud yang dapat mempersempit arus air.
 
"Olehnya kami telah mengusulkan ke BWSS III untuk ditangani segera mungkin, melihat intensitas hujan cukup tinggi akhir-akhir ini," katanya.
 
Khusus dalam kota, genangan sering terjadi saat hujan lebat dengan durasi waktu yang panjang karena drainase juga mengalami pendangkalan sehingga tidak mampu menampung air dalam volume yang banyak, termasuk genangan air akibat pembangunan perumahan karena saluran air tertutup.
 
"Kami juga telah berkoordinasi dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Palu agar mengimbau warga supaya tidak menutup drainase, salah satu contoh di Jalan Dewi Sartika Palu ketika hujan lebat terjadi genangan yang sangat mengganggu arus lalu lintas di sana, karena alur induk pembuangan air dari drainase tertutup oleh bagian dari rumah warga sehingga pergerakan air tidak lancar," demikian Presly.