Kemendikbudristek respon usulan program sanitasi sekolah di Parigi

id Kemendikbudristek, sanitasi sekolah, sekolah, SMP, Parimo, satuan pendidikan, Parigi Moutong, pemkabparimo, Sulteng

Kemendikbudristek  respon usulan program sanitasi sekolah di Parigi

Suasana pertemuan pendampingan tata kelola SMP berbasis manajemen berbasis sekolah yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kabupaten Parigi Moutong, di Parigi, Sabtu (6/11/2021). ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi merespon usulan program sanitasi sekolah di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
 
"Usulan program sanitasi Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong hampir seluruh sekolah, namun karena penetapannya berdasarkan data pokok pendidikan (dapodik) tahun 2021 dan program terbatas, maka hanya tiga sekolah yang terpilih," kata tim teknis Drektorat SMP Kemendikbud Muhamad Taufik dalam kegiatan pendampingan tata kelola SMP berbasis manajemen berbasis sekolah di Parigi, Sabtu.

Tiga satuan pendidikan mendapat sentuhan program sanitasi tersebut yakni SMP Negeri 2 Balinggi, SMP Negeri Tinombo Selatan, dan SMP Negeri 2 Bolano sebagai upaya mewujudkan gerakan masyarakat Indonesia sehat khususnya guru, peserta didik dan lingkungan sekolah.

Ia memaparkan, program tersebut sangat terbatas dari sisi finansial, sehingga diprioritaskan sekolah-sekolah yang dianggap butuh perbaikan sarana dan prasaran infrastruktur.

"Nantinya intervensi program berupa penyediaan air bersih. Meskipun sarana dan prasarana penunjang begitu mewah, itu akan percuma apabila sanitasi tidak ada," ujar Taufik.

Selan itu, manfaat yang didapat dari implementasi sanitasi sekolah, yaitu meningkatnya kesehatan, pendidikan, lahirnya kesetaraan gender, agen perubahan dan hak asasi anak.

Ia menyebut, untuk memastikan tiga sekolah yang di tetapkan belum memiliki sistem sanitasi, maka pihaknya melakukan monitoring/pengecekan langsung di lapangan.

Kemendikbudristek dalam menjalankan program tersebut, melakukan pendampingan di seluruh daerah di tanah air, termasuk Parigi Moutong yang menjadi salah satu sasaran.

Ia menambahkan, jika daerah merasa mampu menganggarkan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi, hal itu tidak menjadi soal, justru dengan begitu sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

"Tidak masalah, dan sumber dananya berbeda tetapi satu program, dan proses pendampingan dilakukan pemerintah setempat, kami tidak bisa melakukan intervensi. Semoga program ini memberikan manfaat besar bagi lingkungan sekolah," demikian Taufik.