Satgas sosialisasi pencegahan paham radikalisme dan terorisme kepada pelajar
Poso (ANTARA) - Operasi Madago Raya tahun 2022 tahap satu sudah dimulakan sejak bulan Januari, selain melakukan pemburuan terhadap sisa terduga teroris yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), satuan tugas (Satgas) operasi Madago Raya menggencarkan sosialisasi tentang pencegahan paham radikalisme dan terorisme kepada pelajar di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
"Tidak hanya fokus pada pengejaran, tetapi kami juga punya tim yang bertugas melakukan sosialisasi tentang paham radikalisme dan terorisme kepada masyarakat khususnya para pelajar," jelas Waka Satgas Humas Satgas V Operasi Madago Raya 2022 Tahap I, AKBP Yudho Huntoro, di Poso, Selasa.
Menurut Yudho sosialisasi tentang radikalisme dan terorisme penting digencarkan sejak dini. Khususnya untuk para pelajar di wilayah operasi Madago Raya.
"Awal minggu ini melalui Satgas II Preemtif Subsatgas Dai Polri memberikan sosialisasi tentang paham radikalisme dan terorisme di Sekolah SMP Satap Ueralulu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso," sebut Yudho.
Dalam sosialisasi tersebut, Tim Dai Polri tidak hanya memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang paham radikalisme dan terorisme. Para pelajar juga diajak agar tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi dengan berita hoaks yang dapat memecah belah kerukunan antara umat beragama.
Sosialisasi tersebut bukan yang pertama kali digelar oleh satgas Madago Raya, beberapa sekolah lainnya sudah dikunjungi untuk mendapatkan materi yang sama.
"Program ini telah dilaksanakan oleh Satgas II Preemtif melalui Dai Polri bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan sejak dini tentang paham radikalisme dan terorisme," tuturnya.
Tak hanya menyisir sekolah-sekolah di Kabupaten Poso, sosialisasi juga digelar di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan Sigi. Sasarannya adalah pelajar dan masyarakat secara umum.
"Kami harap pengetahuan yang diberikan melalui sosialisasi tersebut dapat dipahami oleh para pelajar sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari," ucap Yudho.
Sementara itu Ketua Tim Ipda Rahmat Kurniansyah menambahkan, dalam materi sosialisasi para pelajar di beri wawasan kebangsaan, cinta Tanah Air dan Bhineka tunggalika.
"Intinya materi yang diberikan adalah memperkuat persatuan dan kesatuan. NKRI adalah harga mati kami tanamkan kepada mereka sejak dini," tambahnya.
"Tidak hanya fokus pada pengejaran, tetapi kami juga punya tim yang bertugas melakukan sosialisasi tentang paham radikalisme dan terorisme kepada masyarakat khususnya para pelajar," jelas Waka Satgas Humas Satgas V Operasi Madago Raya 2022 Tahap I, AKBP Yudho Huntoro, di Poso, Selasa.
Menurut Yudho sosialisasi tentang radikalisme dan terorisme penting digencarkan sejak dini. Khususnya untuk para pelajar di wilayah operasi Madago Raya.
"Awal minggu ini melalui Satgas II Preemtif Subsatgas Dai Polri memberikan sosialisasi tentang paham radikalisme dan terorisme di Sekolah SMP Satap Ueralulu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso," sebut Yudho.
Dalam sosialisasi tersebut, Tim Dai Polri tidak hanya memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang paham radikalisme dan terorisme. Para pelajar juga diajak agar tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi dengan berita hoaks yang dapat memecah belah kerukunan antara umat beragama.
Sosialisasi tersebut bukan yang pertama kali digelar oleh satgas Madago Raya, beberapa sekolah lainnya sudah dikunjungi untuk mendapatkan materi yang sama.
"Program ini telah dilaksanakan oleh Satgas II Preemtif melalui Dai Polri bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan sejak dini tentang paham radikalisme dan terorisme," tuturnya.
Tak hanya menyisir sekolah-sekolah di Kabupaten Poso, sosialisasi juga digelar di wilayah Kabupaten Parigi Moutong dan Sigi. Sasarannya adalah pelajar dan masyarakat secara umum.
"Kami harap pengetahuan yang diberikan melalui sosialisasi tersebut dapat dipahami oleh para pelajar sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari," ucap Yudho.
Sementara itu Ketua Tim Ipda Rahmat Kurniansyah menambahkan, dalam materi sosialisasi para pelajar di beri wawasan kebangsaan, cinta Tanah Air dan Bhineka tunggalika.
"Intinya materi yang diberikan adalah memperkuat persatuan dan kesatuan. NKRI adalah harga mati kami tanamkan kepada mereka sejak dini," tambahnya.