Pakar: Pendidikan emosional harus diajarkan sejak dini

id pendidikan emosional,pendidikan spiritual,sagaf pettalongi,rektor uin palu,pakar managemen pendidikan,Pakar Pendidikan,P

Pakar: Pendidikan emosional harus diajarkan sejak dini

Rektor UIN Palu Prof Sagaf Pettalongi saat menyampaikan orasi ilmiah sekaligus sambutan pada yudisium mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan untuk kelompok I yang diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Palu, di Palu, Senin. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Guru Besar sekaligus Pakar Managemen Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Prof Sagaf S Pettalongi MPd menyatakan, pendidikan membangun kematangan mental dan emosional harus diajarkan sejak dini kepada siswa/siswi di semua jenjang satuan pendidikan.

"Pendidikan pada dasarnya bertujuan tidak hanya untuk membangun kecerdasan intelektual, tetapi juga bertujuan membangun kecerdasan emosional," kata Prof Sagaf dihubungi dari Palu, Rabu.

Sagaf mengatakan, dengan diajarkannya pendidikan emosional, moral, kepada peserta didik pada semua satuan pendidikan, maka akan membentuk kematangan generasi muda untuk pengendalian diri.

Hal itu, sebut dia, penting dilakukan karena pendidikan moral dan emosional menjadi penyeimbang, di tengah derasnya pengaruh dari dampak globalisasi dan pergaulan sosial.

"Saatnya kita harus membentuk generasi muda yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional, spiritual dan moral," ungkap Sagaf yang juga Rektor UIN Palu.

Sagaf mengakui bahwa belakangan ini banyak generasi muda yang terjerumus pada hal - hal negatif, seperti tawuran, perkelahian, mengonsumsi minuman keras dan narkoba.

Hal ini menjadi satu bencana sosial, dan berdampak pada pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah di masa kini dan akan datang, jika tidak segera dicegah dengan mengoptimalkan pendidikan moral, emosional, spiritual kepada siswa.

Maka, kata dia, pendidikan adalah solusi yang paling baik, untuk membangun kecerdasan intelektual dan emosional.

Dalam konteks itu, menurut dia, tenaga pendidik yang profesional baik guru maupun dosen, harus mampu mengintegrasikan setiap pembelajaran dengan pendidikan emosional/moral dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik.

Di samping itu, sebut dia, pendidikan mengenai kearifan lokal dan pendidikan agama harus lebih digencarkan dan dioptimalkan dalam proses pembelajaran.

"Sejak dini, siswa dan siswi sudah harus diajarkan mengenai baik dan buruk, baik itu menurut kearifan lokal atau agama. Di sinilah tugas dosen atau tenaga pengajar mengintegrasikan muatan pembelajaran," sebutnya.