Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu berkomitmen melestarikan kearifan lokal daerah salah satunya melalui pengembangan desain kain tenun khas melalui Badan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Balitbangda) setempat.
"Kearifan lokal adalah aset daerah yang harus dijaga sebagai kekayaan budaya bangsa," kata Sekretaris Daerah Kota Palu, Sulteng Irmayanti saat menghadiri seminar hasil kajian pengembangan motif tenun khas dengan desain motif raja dan Tadulako atau sifat patriotik di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan, pengembangan motif tenun yang memiliki nilai historis sebagai upaya Pemkot Palu menjaga khasanah budaya untuk diwariskan kepada generasi penerus.
Oleh karena itu, dalam pengembangannya, desain motif tenun raja dan Tadulako tidak ada perubahan corak-corak alamiah sebagai bentuk identitas.
"Bila nanti motif tenun tersebut sudah disahkan pemerintah, maka selanjutnya Pemkot Palu melakukan penguatan terhadap pelaku usaha atau perajin tenun memproduksi kain khas menggunakan dua motif baru dalam jumlah banyak untuk dijual," tutur Irmayanti.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan, motif khas daerah ini dapat digunakan pada baju batik khusus pegawai di lingkungan Pemkot Palu.
Ia mengemukakan, setelah ditetapkan dan disahkan, maka motif kriyawastra masyarakat Kaili (penduduk asli) daerah ini disusul dengan pembuatan dokumen hak kekayaan intelektual (HAKI) untuk mematenkan produk, guna menjaga keamanan dari klaim.
"Kajian terhadap kearifan lokal pada bidang seni kriyawastra sejalan dengan visi pemerintah kota yakni membangun Kota Palu yang mandiri, aman, nyaman, tangguh serta profesional dalam konteks pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal dan keagamaan," kata Irmayanti memaparkan.
Ia menambahkan, tahun 2021 melalui Balitbangda Kota Palu sebagai penginisiasi kegiatan pengembangan tenun khas motif kelor, diterbitkan surat pencatatan ciptaan HAKI atas 16 tenun ikat Kota Palu motif kelor.
"Minat konsumen terhadap tenun khas motif kriyawastra lokal laris diburu pecinta kain tenun, maupun wisatawan yang berkunjung di daerah ini, yang mana kain tenun khas dapat digunakan sebagai kebutuhan fashion untuk mempercantik diri dan sebagainya," demikian Irmayanti.