Pemkot Palu berikan bantuan 31 alat pembatik untuk perajin

id Pemkotpalu, batik kelor, tenun kelor,Pengrajin batik, sulteng

Pemkot Palu berikan bantuan 31 alat pembatik untuk perajin

Sekretaris Daerah Kota Palu Irmayanti Petalolo (tengah) melihat hasil produk kerajinan tenun batik milik kelompok usaha di Kelurahan Pantoloan Boya, Palu, Senin (21/8/2023). ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu

Palu, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, memberikan bantuan 31 alat pembatik kepada perajin khususnya tenun motif daun kelor di Kelurahan Pantoloan Boya.

"Tenun motif kelor saat ini menjadi maskot baru, karena karya seni ini telah mendapat pengakuan melalui sertifikat hak kekayaan intelektual," kata Sekretaris Daerah Kota Palu Irmayanti Petalolo saat menyerahkan peralatan pembatik untuk kelompok usaha batik motif daun kelor di Palu, Sulteng, Senin.

Ia menjelaskan dari 46 kelurahan di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, Kelurahan Pantoloan Boya telah melakukan terobosan inovasi menciptakan suatu karya yang menonjolkan kearifan lokal daerah lewat kegiatan usaha kerajinan batik bermotif kelor.

Menurut dia, pihaknya sedang mengupayakan pakaian batik pegawai menggunakan tenun motif kelor sebagai karya seni khas.

"Bantuan diberikan kepada perajin batik berupa peralatan. Dengan bantuan ini kami berharap produksi dan produktivitas kegiatan usaha mereka lebih meningkat," ujarnya.

Pemkot Palu juga berharap, kerajinan tenun di daerah ini khususnya motif kelor ke depan dapat semakin berkembang dan inovasi tersebut dapat ditularkan ke wilayah-wilayah lainnya di Kota Palu.

Kegiatan industri rumahan tersebut, katanya, dapat dimasukkan ke dalam inkubator bisnis sebagai etalase pemasaran produk lokal berkualitas ke pasar regional maupun nasional.

"Pendampingan terhadap kelompok perajin batik dapat dilakukan melalui inkubator bisnis, oleh karena itu perlu dukungan semua pihak dalam membangun iklim bisnis yang lebih baik, dan Pemkot Palu berkomitmen untuk itu," tutur Irmayanti.

Dukungan Pemkot Palu terhadap pengembangan kerajinan kain tenun khas daerah secara tidak langsung mendukung program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (GBWI).