Palu (ANTARA) - Pondok Pesantren Nahdlatul Tholibin di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mulai menikmati manfaat rumah susun (Rusun) yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II.
"Pembangunan rusun ini telah selesai pada Desember tahun 2022. Selain itu, Rusun ini juga telah melewati tahap serah terima sementara pekerjaan," kata Kepala BP2P Sulawesi II, Bakhtiar, di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan pembangunan rumah susun untuk santri Pondok Pesantren Nahdlatul Tholibin ini, dibangun di Desa Lanto Jaya, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Rusun tersebut dibangun atas kerja sama antara Polri dengan Kementerian PUPR dan PBNU.
Ia menguraikan, awalnya Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Poso mengusulkan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar dibangunkan sarana khususnya hunian santri untuk Ponpes Nahdlatul Tholibin. Usulan ini kemudian ditindaklanjuti oleh PBNU dengan membangun sinergi dengan Polri.
"Rusun Ponpes ini dibangun oleh pada tahun 2022 yang nantinya akan menjadi pusat kegiatan belajar para santri tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Poso," ujarnya.
Bakhtiar mengemukakan rusun tersebut telah siap dan layak untuk dihuni, semua fasilitas penunjang kebutuhan para santri telah terpenuhi. Di tiap hunian telah disediakan tempat tidur susun dan lemari pakaian.
"Dan untuk Prasarana dan Sarana Utilitas (PSU) juga terdapat paving block dan lampu taman," ujarnya.
Dia berharap rusun itu bisa menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi para santri yang tinggal dan menuntut ilmu. "Semoga Rusun ini dapat melahirkan para penerus bangsa yang berakhlak baik, serta dapat menjadi generasi dengan semangat nasionalisme yang tinggi demi melanjutkan cita-cita para tokoh bangsa terdahulu untuk memajukan bangsa ini," ujarnya.
Sementara itu Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Poso Sutami M Idris Rusun ini akan menjadi salah satu pesantren alternatif yang berada di wilayah Kabupaten Poso.
"Syukur alhamdulillah pembangunan Rusun ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Poso beserta tokoh masyarakat dan tokoh agama Kabupaten Poso," kata dia.
Ia mengatakan tahun 2023 ini pihaknya akan menerima santri kurang lebih 30 orang yang prosesnya dilakukan di rusun tersebut. Penerimaan itu diikutkan dengan pelaksanaan kepada calon santri.
"Kami akan menilai bacaan Al Quran, namun biaya administrasi akan kami mudahkan dengan biaya yang lebih ringan. Insya Allah kalau ponpes ini berkembang, kami akan buka tingkat Madrasah Aliyah (MA)," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa saat ini sudah ada beberapa calon santri yang telah mendaftar, masyarakat sekitar dan para orang tua calon santri pun sudah menanyakan kapan Ponpes ini mulai beroperasi.