YCP: Stunting bisa disebabkan kurangnya pemahaman soal gizi

id Bonaria Siahaan,stunting,pengasuhan anak,Yayasan Care Peduli

YCP: Stunting bisa disebabkan kurangnya pemahaman soal gizi

Chief Executive Officer (CEO) Yayasan CARE Peduli (YCP) Bonaria Siahaan saat ditemui dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-5 YCP, di Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam. (ANTARA/ Anita Permata Dewi)

Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer (CEO) Yayasan Care Peduli (YCP), Bonaria Siahaan mengatakan faktor ekonomi bukan satu-satunya penyebab terjadinya stunting, namun bisa juga karena orang tua tidak memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang cara memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak.

"Mungkin secara ekonomi tidak terlalu sulit, tapi tidak punya pemahaman bagaimana memberikan gizi yang baik buat anak," kata Bonaria Siahaan saat ditemui dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-5 YCP di Jakarta, Selasa (22/8) malam.



Ia mengatakan kebutuhan gizi seharusnya dipenuhi sejak sebelum ibu mengandung. "Harusnya dimulai dari masa gadis ya, bukan setelah dia hamil," kata Bonaria Siahaan.

Selain itu, pola asuh yang kurang baik juga dapat menyebabkan terjadinya stunting. "Terkait dengan pola asuh. Pola asuh ada hubungan dengan pengetahuan, tapi ya kebiasaan juga," kata Bonaria Siahaan.

Oleh karena itu, pihaknya memberikan pelatihan berupa kelas pengasuhan untuk para orang tua.

"Kami juga memberikan pelatihan Parenting Class misalnya, bagaimana menjadi orang tua yang betul, bukan hanya ibunya saja, tapi bapaknya juga," katanya.

Sementara untuk membantu keluarga dengan ekonomi rendah, pihaknya membagikan makanan tambahan sekaligus memberikan edukasi tentang cara memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak dengan menggunakan bahan makanan yang terjangkau.



Pihaknya juga melakukan peningkatan kapasitas bagi perempuan, sehingga diharapkan perempuan dapat meningkatkan taraf ekonomi keluarga.

"Kami combine dengan pemberdayaan perempuan secara ekonomi maupun dalam kapasitas dia mengambil keputusan," katanya.

Yayasan Care Peduli (YCP) merupakan organisasi kemanusiaan yang berfokus pada pengelolaan risiko bencana, kesetaraan gender, dan inklusi sosial.