Untuk pemasaran, Ulum menggunakan media sosial untuk mempromosikan hasil kebun stroberinya.
Petani Donggala kembangkan perkebunan stroberi jadi agrowisata
Donggala, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Seorang petani bernama Miftahul Ulum di wilayah jalur Trans Sulawesi kilometer 17, Desa Salubay, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah mengembangkan perkebunan stroberi menjadi pariwisata berbasis agrowisata.
Ulum mengatakan dirinya mengembangkan kebun stroberi sejak tahun 2008 dan kemudian membuka kebun itu menjadi tempat wisata pada tahun 2017.
"Pengunjung sangat banyak namun kami harus tutup karena bencana gempa bumi dan kami harus lakukan perbaikan di kebun," kata Ulum di Palu, Kamis.
Jumlah pengunjung saat itu, kata dia, bisa mencapai puluhan orang setiap harinya.
Ia mengatakan hingga saat ini kebun stroberinya sudah seluas 1 hektare lebih dengan jumlah 10 ribu pohon yang siap panen setiap hari.
"Awalnya hanya gunung yang dipenuhi rumput, kemudian kami sekeluarga menjadikannya kebun stroberi dan sekarang kami buka lahan baru lagi," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa pengembangan kebun stroberi tersebut dilakukan karena adanya permintaan dari berbagai daerah lain seperti Kota Palu, Kabupaten Banggai, Morowali dan Poso.
Menurut dia, setiap hari produksi buah stroberi itu sekitar 20 sampai 30 pack per hari, sedangkan di waktu musimnya akan meningkat hingga 100 pack per hari.
"Enam pack sama dengan satu kilogram buah stroberi dan kami jual per pack dengan harga Rp20 ribu," katanya.
Untuk pemasaran, Ulum menggunakan media sosial untuk mempromosikan hasil kebun stroberinya.
Untuk pemasaran, Ulum menggunakan media sosial untuk mempromosikan hasil kebun stroberinya.
Ulum mengaku hingga saat ini ia belum bisa memenuhi keseluruhan permintaan pelanggan karena hasil buah stroberi yang terus berkurang akibat cuaca.
Dalam waktu dekat, kata Ulum, dirinya berencana membuka kembali wisata berbasis agrowisata di kebun stroberinya dengan lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung dan saat ini masih dilakukan pembenahan.
"Kami sedang melakukan perbaikan dan pembenahan, kalau sudah siap maka dibuka kembali untuk para wisata karena peminat buah stroberi di Sulteng cukup banyak," ujarnya.