Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menggencarkan gerakan tanam cabai sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi daerah.
"Langkah ini bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dilaksanakan di semua daerah, termasuk Parigi Moutong," kata Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia Pengembangan Kawasan dan Wilayah Kabupaten Parigi Moutong Armin dalam kegiatan rekakan tanam cabai di daerah itu, Kamis.
Ia menjelaskan, gerakan tanam cabai merupakan gerakan optimistis dalam menekan laju inflasi, olehnya masyarakat diajak lebih banyak menanam komoditas ini baik di lahan luas maupun pekarangan rumah.
Pemerintah daerah (Pemda) setempat berkewajiban mengatur keseimbangan suplai bahan makanan, ketersediaan harga maupun jalur distribusi yang merupakan suatu hal yang harus terus diperhatikan dalam pengendalian harga pangan.
"Gerakan ini menyasar kelompok tani. Kali ini kami lakukan di Desa Sakina Jaya Kecamatan Parigi Utara bersama kelompok tani setempat, mereka juga akan dilakukan pendampingan oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parigi Moutong," ujarnya.
Ia menjelaskan, pendampingan terhadap kelompok wanita tani Desa Sakina Jaya mulai dari kegiatan budi daya hingga pascapanen yang hasilnya selain untuk cadangan konsumsi keluarga, juga dijual guna menstabilkan harga pasar saat panen melimpah.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 produksi cabai Parigi Moutong mencapai 148.888 kuintal dan kabupaten itu menjadi urutan pertama produksi terbanyak dari enam daerah penghasil di Sulteng.
"Melalui gerakan ini kami berharap produksi cabai hingga akhir tahun nanti lebih meningkat, dengan harapan selain dapat memenuhi kebutuhan lokal juga dapat memenuhi kebutuhan daerah lain di provinsi ini," ucap Armin.
Ia menambahkan, sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura serta sektor perikanan masih menjadi primadona daerah ini, karena Parigi Moutong merupakan salah satu daerah penyangga ketahanan pangan Sulteng.
