Lima Pilar Resources akuisisi ARKAD pacu pengembangan energi sirkular

id Ekonomi sirkular,energi terbarukan,biodiesel

Lima Pilar Resources akuisisi ARKAD pacu pengembangan energi sirkular

Pekerja membawa wadah berisi minyak jelantah dari limbah rumah tangga ke tempat pengumpulan di Kota Cilegon, Banten, Sabtu (10/6/2023), untuk selanjutnya diolah menjadi biodiesel sebagai bagian dari pengembangan ekonomi sirkular. ANTARAFOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/tom.

Jakarta (ANTARA) - PT Lima Pilar Resources (LPR), perusahaan induk sektor energi dan logistik, mengakuisisi perusahaan penyedia energi sirkular PT Arkad Niaga Indonesia (ARKAD) sebagai langkah strategis untuk mendukung pengembangan bisnis energi sirkular.

"Kami ingin mempercepat pertumbuhan energi sirkular dengan meningkatkan kapasitas energi terbarukan yang berbasis material yang sudah tidak layak pakai, konsep ini disebut sebagai energi sirkular," kata Direktur Utama LPR, Hanny Hendarso dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Aksi korporasi ini dilakukan untuk memperkuat posisi LPR sebagai penyedia solusi energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin berkembang.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor ini. Dengan aksi korporasi ini maka diharapkan menjadi salah satu strategi percepatan penyediaan solusi energi alternatif yang berdampak positif pada bisnis perusahaan dan kelestarian lingkungan secara berkelanjutan,” ungkap Hanny Hendarso menambahkan.

Perseroan telah melakukan akuisisi terhadap PT Arkad Niaga Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) dan produsen minyak yang berasal berbasis limbah ban bekas (Tire Pyrolysis Oil/TPO) dan limbah plastik bekas (Plastic Pyrolysis Oil/PPO).

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan terhadap polusi buangan limbah minyak bekas pakai, oli dan ban bekas, maka daur ulang menjadi solusi yang tepat. Minyak goreng bekas (UCO) atau lebih dikenal dikenal dengan minyak jelantah dapat diolah menjadi biodiesel sebagai campuran substitusi minyak solar untuk mesin diesel sektor transportasi maupun berbagai industri.

Pemanfaatan UCO sebagai feedstock biodiesel akan mengurangi jumlah timbulan limbah cair UCO yang menjadi polutan bagi air permukaan (sungai, danau, dan laut) serta air tanah yang merupakan sumber air bersih bagi masyarakat.

Hasil survei Traction Energy Asia (2022) terhadap rumah tangga dan unit usaha mikro penghasil UCO di Jawa-Bali mengidentifikasi bahwa 78 persen responden masih membuang UCO ke saluran air.

“Dari satu liter minyak jelantah yang dibuang ke saluran drainase akan mencemari setidaknya 1.000 liter perairan. Sebaliknya, jika UCO diolah dengan baik hasilnya bisa diserap pasar energi di dalam negeri maupun luar negeri,” imbuh Hanny.

Sementara minyak pirolisis ban (TPO) dan minyak pirolisis plastik (PPO) yang dihasilkan melalui proses pirolisis limbah ban bekas, bisa diolah menjadi bahan bakar yang mirip dengan solar. TPO dan PPO dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin penyalaan kompresi (Compression Ignition), tungku industri dan pembangkit listrik. Sebagai sumber energi alternatif, TPO dan PPO dapat mengurangi konsumsi bahan bakar minyak dan tren kenaikan harga.

“Dipandang dari aspek lingkungan, pemanfaatan TPO diikuti dengan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), berkurangnya polusi lingkungan dibandingkan dengan pembakaran limbah ban di udara terbuka, dimana ada nilai tambah bahan kimia disana,” kata Hanny.

LPR meyakini akuisisi ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menyediakan energi alternatif yang dapat mendatangkan devisa serta ramah lingkungan.

“Saat ini permintaan ekspor tinggi dan trennya meningkat, dalam waktu dekat ini kami akan membangun pusat penelitian dan pengembangan energi alternatif di kawasan Marunda, Jakarta. Hal ini kami lakukan untuk mendorong inovasi dan pengembangan produk yang lebih ramah lingkungan.” tutur Hanny lebih lanjut.

Dengan akuisisi kepemilikan saham ini, LPR akan menjadi pemegang saham pengendali pada ARKAD. Oleh karena itu, LPR akan memaksimalkan dan memastikan kegiatan bisnis energi alternatif yang berbasiskan keberlanjutan lingkungan ini bisa bertumbuh pesat.

“LPR akan berperan aktif menjadi pemimpin dalam industri energi sirkuler, daur ulang limbah menjadi energi, dan dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan ekosistem alam.” kata Hanny.

Pada kesempatan yang sama pendiri dan CEO ARKAD, Arif Nindito menjelaskan bergabungnya ARKAD ke dalam LPR Group, akan memberikan dukungan yang besar terhadap pengembangan bisnis ARKAD.

"Saya yakin LPR akan membawa perubahan positif yang signifikan terhadap organisasi dengan kompetensi yang dimilikinya.” katanya.