Palu (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut Kota Palu di Sulawesi Tengah cocok untuk pengembangan budidaya anggur karena letak geografinya yang strategis.
Palu cocok untuk pengembangan budidaya anggur
"Kota Palu dilalui garis katulistiwa, sehingga kalau mengembangkan tanaman ini (anggur) lebih adaptif terhadap lingkungan," kata Direktur Buah Florikultura Direktorat Jendral Hortikultura Kementerian Pertanian Liferdi saat menghadiri penguatan kapasitas petani anggur di Kota Palu, Kamis.
Menurut dia petani anggur di Kota Palu harus mampu memanfaatkan peluang untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, karena daerah ini sangat potensial untuk pengembangan komoditas tersebut.
Saat ini Pemkot Palu telah menetapkan Kelurahan Duyu sebagai sentra anggur, yang mana warga setempat telah mengembangkan komoditas itu sebagai penopang ekonomi mereka.
"Kami mengapresiasi masyarakat mengembangkan komoditas ini, karena tidak semua daerah bisa mengembangkan anggur karena faktor geografisnya, dan saat ini anggur masih menjadi komoditas impor," ujarnya.
Kementan bersama pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemkot Palu berkomitmen memfasilitasi petani memperkaya pengetahuan tentang metode budidaya yang baik dan benar supaya hasil produksi mereka berlimpah.
Pengembangan komoditas tersebut tidak harus membutuhkan lahan luas, cukup memanfaatkan pekarangan rumah maupun lahan tidur di sekitar masyarakat setempat.
"Secara alamiah kondisi alam Kota Palu sangat mendukung komoditas anggur, sehingga melalui bimbingan teknis ini petani diberikan bekal cara perlakuan tanaman ini supaya bisa menghasilkan buah berkualitas, dan kami berkeinginan Kota Palu bisa menjadi salah satu sentra anggur di Indonesia," ucap Liferdi.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu Asharrini mengemukakan meskipun ibu kota Sulawesi Tengah tidak memiliki lahan persawahan luas, namun ada alternatif lain yang dapat dikembangkan melalui subsektor hortikultura, salah satunya budidaya tanaman anggur.
Petani anggur di daerah ini merupakan salah satu binaan Pemkot Palu dan saat ini pengembangannya terus mengalami peningkatan.
"Perlakuan anggur harus tepat mulai dari proses pemupukan, perawatan, hingga metode panen. Ini dilakukan untuk mengejar kualitas buah dan menjaga ketersediaan stok buah segar sehingga metode panen dilakukan secara parsial," kata dia.
Ia menambahkan, rata-rata petani anggur di Kota Palu adalah petani milenial, yang mana hasil produksi mereka sebagian dijual di pasar lokal dan sebagian masuk ke pasar nasional melalui pemanfaatan teknologi.
Oleh sebab itu penguatan kapasitas melalui bimbingan teknis dipandang penting dalam membantu petani memperkuat keterampilan, inovasi dan kegiatan produksi, juga sekaligus bertujuan untuk menjadikan Kota Palu sebagai salah satu pusat hortikultura yang unggul di Indonesia.
"Petani adalah mitra pemerintah, sehingga apa yang menjadi kebutuhan petani diupayakan terpenuhi, karena peran mereka sangat strategis dalam membantu menjaga ketahanan pangan daerah," tutur Asharrini.