Morowali (ANTARA) - Mangrove telah menjadi aspek penting dalam kehidupan. Sebagai paru-paru bagi bumi, sekaligus melindungi masyarakat pesisir dari risiko terkena gelombang tinggi atau tsunami.
Seperti salah satu program environment, social and governance (ESG) yang dimiliki oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), perusahaan terintegrasi pengelolaan nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, yaitu program penyediaan bibit mangrove.
Program penanaman dan pembibitan mangrove tersebut telah ditanam di empat Desa yang ada di Kabupaten Morowali, yaitu Desa Fatufia, Desa Labota, Desa Padabaho dan Wisma PT IMIP dengan total luas 20.863 m2.
"Dalam pelaksanaan program area mangrove yang telah ditanam dan mampu bertahan sampai sekarang di empat area yaitu Fatufia, Labota, Padabaho dan WIsma PT IMIP, " jelas Direktur Komunikasi PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Emilia Bassar.
Untuk survival rate dari bibit mangroveyang ditanam oleh Departemen Environmental sejak tahun 2019 di empat lokasi tersebut yakni 95 persen.
"Jumlah mangrove yang bersumber dari Nursery Mangrove PT IMIP dan telah ditanam di empat area yaitu sebanyak 26.079 bibit," terangnya.
Pada tahun 2024, PT IMIP mencatat produksi bibit mangrove di Nursery Mangrove mengalami kenaikan.
"Dari tahun 2024 dengan jumlah produksi terbanyak di tahun 2018 sebanyak 10.849 bibit," tuturnya.
Sementara untuk Jenis mangrove yang ditanam dan berhasil dibibitkan adalah Rhizophora stylosa, Rhizophora, mucronata, Bruguiera, gymnorrhyza dan Bruguiera parviflora.
Sejatinya, upaya yang dilakukan oleh PT IMIP ini merupakan sebuah kewajiban untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan tempat perusahaan beroperasi.
Penanaman mangrove yang diselenggarakan tersebut merupakan upaya perusahaan mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan lingkungan hidup serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi operasional, yang secara tidak langsung diupayakan dengan pemeliharaan alam di sekitarnya.
Tak hanya itu, hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait fungsi dan manfaat mangrove. Sehingga, tak hanya melibatkan komunitas penggiat lingkungan saja, namun juga melibatkan secara aktif pemerintah desa setempat yang ada di Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.
Berita Terkait
Pemkab Sigi dan WIA sosialisasi bahaya pernikahan dini bagi perempuan
Senin, 18 November 2024 12:15 Wib
Dua orang hilang akibat banjir di Desa Palasa Parimo
Minggu, 17 November 2024 19:41 Wib
Bawaslu Donggala: penyelenggara ad hoc dapat gunakan aplikasi Siwaslih
Minggu, 17 November 2024 19:40 Wib
Lima perda terbit pada 2025 guna pembangunan berkelanjutan
Minggu, 17 November 2024 19:34 Wib
AKA janji ke warga Bahodopi menunggu di PLN demi listrik
Minggu, 17 November 2024 17:05 Wib
Lapas Kelas III Leok bekali pelatihan kerajinan kayu bagi warga binaan
Minggu, 17 November 2024 15:43 Wib
IPM Sulteng terus meningkat capai 72,24 pada 2024
Minggu, 17 November 2024 12:50 Wib
Perum LKBN ANTARA berbagi tips liputan mendalam di FISIP Untad Palu
Minggu, 17 November 2024 5:37 Wib