Palu (ANTARA) - Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memberikan pelatihan kerajinan rotan dan pelatihan pembuatan briket dalam upaya membangun ekosistem UMKM ramah lingkungan di Kabupaten Sigi.
"Pelatihan ini sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas pengusaha kecil menengah," kata Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha (P2UK) Dinkop UKM Sulteng Irfan dalam keterangannya di Palu, Sabtu.
Ia mengatakan pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknik anyaman rotan dan pembuatan briket yang ramah lingkungan, sehingga dapat membuka peluang usaha baru sekaligus mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Kegiatan ini, kata dia, menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi, akademisi, serta pelaku usaha sukses di bidang kerajinan dan energi terbarukan.
Ia menuturkan para peserta juga mendapatkan sesi pendampingan usaha serta akses informasi mengenai perizinan dan pengembangan pasar.
Menurut dia, pelatihan merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah daerah dalam membangun ekosistem UKM yang inovatif, ramah lingkungan, dan berdaya saing.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin menumbuhkan semangat wirausaha sekaligus memperkenalkan sektor-sektor usaha yang berpotensi tinggi namun belum banyak digarap, seperti kerajinan berbasis sumber daya lokal dan energi alternatif dari briket,” ujarnya.
Pada pelatihan kerajinan rotan, peserta diperkenalkan dengan berbagai teknik dasar anyaman, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses pewarnaan dan finishing produk seperti keranjang, tikar, dan barang kerajinan lainnya.
Selain teori, kata dia, pelatihan menitikberatkan pada praktik langsung agar peserta mampu menghasilkan produk kerajinan dengan motif dan kualitas yang sesuai standar pasar.
Pendampingan juga diberikan untuk membentuk kelompok usaha yang solid dan menyusun rencana pengembangan bisnis hasil kerajinan rotan.
Sementara itu, pelatihan pembuatan briket diarahkan pada pengolahan limbah pertanian dan kayu menjadi bahan bakar padat yang efisien dan ramah lingkungan.
Materi pelatihan mencakup pemilihan bahan baku, teknik pencetakan, proses pengeringan, serta pengemasan produk briket.
Ia menjelaskan pelatihan ini memberikan alternatif solusi pemanfaatan limbah sekaligus membuka peluang usaha baru yang bernilai ekonomi tinggi dan mendukung pengurangan emisi karbon.
Ia mengatakan Dinkop UKM Sulteng untuk terus mendorong pelaku UKM agar mampu meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, dan berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian lokal.
"Melalui pelatihan kerajinan rotan dan pembuatan briket ini, diharapkan peserta tidak hanya memiliki keterampilan baru, tetapi juga mampu mengembangkan usaha yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 80 peserta, terdiri atas 40 orang peserta calon/pengusaha UKM di sektor kerajinan/meubel atau usaha lainnya, dan 40 orang peserta calon/pengusaha UKM bidang pengolahan limbah organik dan energi terbarukan dan masyarakat yang memiliki minat dalam pengembangan usaha kreatif dan energi alternatif.
