DP3A latih calon konselor penanganan kekerasan perempuan-anak

id dp3a

DP3A latih calon konselor penanganan kekerasan perempuan-anak

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulteng menggelar pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga, di Banggai Laut, 24 - 26 April 2018. (Antaranews Sulteng/DP3A Sulteng Irmawati)

Banggai Laut, Sulawesi Tengah,  (Antaranews Sulteng) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah melatih 50 warga sebagai calon konselor/pembimbing untuk pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Peningkatan kapasitas itu dilakukan lewat pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga.

"Kami melibatkan 50 peserta, terdiri dari tokoh agama, adat, perempuan, masyarakat dan pemuda, untuk diberikan pemahaman peningkatan kapasitas lewat pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan," kata Kepala Sub-Bidang Perlindungan Hak Perempuan DP3A Sulteng sekaligus Ketua Panitia Pelatihan, Irmawati Sahi, di Banggai, Sabtu.

Kata Irma, peningkatan kapasitas warga salah satunya bertujuan untuk membentuk pengetahuan warga, ketika melakukan pendampingan perempuan korban kekerasan,

Hal itu karena, sebut dia, pelatihan menjadi salah satu instrumen untuk membentuk pendamping pencegahan kekerasan terhadap perempuan, di beberapa desa se-Kabupaten Banggai.

"Mereka yang kami latih, itu akan menjadi konselor atau pembimbing yang akan melakukan tugas-tugas pendampingan di desa," ujarnya.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulteng menggelar pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga, di Banggai Laut, 24 - 26 April 2018. (Antaranews Sulteng/DP3A Sulteng Irmawati)

Ia menyebut bahwa hal itu penting dilakukan, sebagai akses dan wadah masyarakat di desa se-Kabupaten Banggai Laut ketika ada problem atau tindak kekerasan terhadap perempuan.

Sisi lain, akui dia, hal itu sebagai bentuk pelayanan dan kemudahan kepada masyarakat didesa untuk menyampaikan problem perempuan kepada konselor.

"Dengan begitu masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh ke P2TP2A di ibu kota Kabupaten Banggai, karena jarak yang sangat jauh," urainya.

Dia mengemukakan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak berhubungan dengan nilai nilai pendidikan mental serta sikap seseorang dalam menghargai hak orang lain.

Olehnya, penghapusan kekerasan terhadap perempuan membutuhkan kerja sama dan sinergi dari berbagai komponen masyarakat, untuk bergerak secara serentak,baik aktivis HAM perempuan,pemerintah,masyarakat umum,dan keluarga secara khusus.

Lanjut dia mengatakan bahwa DP3A melalui pihaknya terus berupaya meningkatkan kapasitas warga untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan di Sulteng, termasuk Kabupaten Banggai Laut.

Ketua Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Sri Indraningsih Lalusu mengatakan pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan wawasan dan kesadaran peserta tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain itu, untuk membangun partisipasi masyarakat, aparat desa dan kecamatan untuk melakukan tindakan antisipasi sejak dini pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

DP3A Sulteng melibatkan BNN, kepolisian, kejaksaan, dan DPRD Sulteng dalam melatih calon konselor lewat pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga, di Banggai Laut, 24 - 26 April 2018.

Baca juga: DP3A : butuh peran masyarakat cegah kekerasan perempuan-anak
Baca juga: DP3A ajak perempuan gunakan medsos kepentingan positif