Bandara Kendek Banggai Laut mulai dibangun

id Bandara Kendek,Banggai Laut

Bandara Kendek Banggai Laut mulai dibangun

Bupati Banggai Laut Weny Bukamo (AntaraSulteng)

Lahan tersebut sudah disertifikatkan dan dihibahkan kepada Kemenhub, sehingga untuk selanjutnya pembangunan sarana, prasarana, dan fasilitas sisi darat dan udara bandara ini diserahkan kepada Kemenhub
Palu (ANTARA) - Bandar udara (bandara) Kendek di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, mulai dibangun April 2019 ini dengan target pada akhir 2020 bisa dilakukan uji terbang (test flight) dengan pesawat jenis tertentu.

Bupati Banggai Laut Weny Bukamo yang dihubungi dari Palu, Sulawesi Tengah, Senin, mengemukakan pekerjaan tahap awal pembangunan Bandara Kendek berupa pembersihan dan perataan lahan untuk persiapan pembangunan landas pacu sepanjang 600 meter dengan memanfaatkan dana APBN Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebesar Rp10 miliar.

Selain itu Pemerintan Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) juga mengalokasikan dana Rp3 miliar untuk membangun jalan masuk ke lokasi bandara.

Ia menjelaskan bahwa proses pembangunan bandara ini sudah berjalan sejak dua tahun lalu berupa pembebasan lahan seluas 235 hektare menggunakan dana APBD Banggai Laut senilai Rp30 miliar.

"Lahan tersebut sudah disertifikatkan dan dihibahkan kepada Kemenhub, sehingga untuk selanjutnya pembangunan sarana, prasarana, dan fasilitas sisi darat dan udara bandara ini diserahkan kepada Kemenhub," ujarnya.

Menurut Weny, Bandara Kendek yang terletak 15 kilometer dari ibu kota kabupten ini akan dibangun dengan panjang landas pacu 1.600 meter sehingga layak untuk didarat pesawat jenis ATR.

Ia berharap APBN Perubahan 2019 nanti bisa mengakomodasi pembiayaan pekerjaan lanjutan untuk pemangkasan bukit-bukit dan penimbunan, sehingga pada 2020 sudah bisa direalisasi pengaspalan landas pacu dan apron serta pembangunan fasilitas darat.

"Kalau ini terjadi, pada akhir 2020, bandara ini sudah bisa diuji coba," kata Purnawirawan TNI AU tersebut. Ia menyebut pembangunan bandara ini sampai selesai membutuhkan biaya sekitar Rp400 miliar.

Ketika ditanya apa manfaat bandara ini bagi Banggai Laut, Weny mengutip perkataan orang bijak,  bahwa kalau bangun jalan 100 kilometer maka pengguna jasa hanya berputar-putar di 100 kilometer itu saja, tapi dengan bangun bandara 1.600 meter, berarti sudah membuka dunia.

"Bandara ini akan sangat strategis untuk pembangunan ekonomi, pariwisata, pertahanan dan keamanan, dan penyelenggaraan pemerintahan," ujarnya.

Ia menambahkan Banggai Laut merupakan daerah yang terdiri atas pulau-pulau, sehingga tanpa bandara akan sulit untuk membangun akses kemana-mana.

Saat ini untuk keluar Banggai Laut masyarakat harus naik kapal dengan lama perjalanan delapan jam menuju Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, yang memiliki bandara.

"Baru mendengar delapan jam pelayaran ke Banggai Laut, orang-orang sudah merasa enggan berkunjung," katanya.

Bila Bandara Kendek selesai dibangun, maka Provinsi Sulteng akan menjadi daerah terbanyak memiliki bandara di Indonesia yang diterbangi secara reguler oleh perusahaan penerbangan komersial.

Saat ini Sulteng memiliki tujuh bandara yakni Mutiara Sis Aljufri Kota Palu, Poso, Tojo Unauna, Banggai, Morowali, Tolitoli, dan Buol.***