Upaya DSLNG hidupkan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal di Banggai

id DSLNG,BANGGAI

Upaya DSLNG hidupkan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal di Banggai

General Manager Kilang DSLNG Ian Woodhead (kanan) menyerahkan bibit pohon mangga secara simbolis kepada perwakilan kelompok koperasi binaan Program CSR DSLNG untuk ditanam di lokasi-masing-masing. (Antaranews Sulteng/Humas DSLNG)

DSLNG terus berinovasi dan bersinergi dengan pemerintah daerah dalam peningkatan perekonomian masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Luwuk (ANTARA) - Industri minyak dan gas bumi (migas) sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai. Termasuk peningkatan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal seperti yang dilakukan PT Donggi Senoro LNG, membina Kelompok Wanita Tani di Kelurahan Sisipan, Kecamatan Batui.

Pada tahun 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banggai mengumumkan hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai adalah yang tertinggi di Indonesia.

Hasil perhitungan berdasarkan sensus tahun 2016 tersebut menyatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai mencapai 38,22 persen.

Kenaikan itu juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah, yang mencapai 7,23 persen. Padahal di waktu yang sama, pertumbuhan ekonomi nasional tengah merosot di angka 5,06 persen.

Pertumbuhan ekonomi daerah yang mengalami kenaikan signifikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah investasi pertambangan migas yang ada di Kabupaten Banggai, salah satunya PT Donggi Senoro LNG.

Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan produk domestik regional bruto Kabupaten Banggai dari tahun ke tahun sangat dipengaruhi oleh berbagai sektor, termasuk industri pertambangan dan penggalian.

Dalam catatan BPS, pertumbuhan ekonomi Banggai pada tahun 2014 mencapai 5,27 persen. Kemudian pada tahun 2015 naik menjadi 32,10 persen, dimana sektor pertambangan dan penggalian memberi sumbangsih sebesar 166.98 persen. Hingga pencapaian di tahun 2016 meningkat menjadi 38,22 persen.
Tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai merosot menjadi 8,14 persen, dimana pertambangan dan penggalian hanya menyumbang 13.65 persen, berada di posisi kedua setelah sektor jasa perusahaan.

Di tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai kembali terjun ke posisi 6,79 persen, dimana sektor industri migas dari sisi pertambangan dan penggalian hanya memberi sumbangsih sebesar 8,21 persen.
Kemerosotan tersebut dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak dan gas dunia. Alhasil, ini juga mempengaruhi pendapatan daerah dari sisi Dana Bagi Hasil (DBH), yang dalam beberapa tahun belakangan menjadi sumber andalan keuangan daerah.

Baca juga: Enam Program CSR PT.DSLNG raih penghargaan ISDA
Baca juga: DSLNG fungsikan Bonua Ole-Ole di Bandara Luwuk

Meski begitu, Bank Indonesia dalam website resminya merilis bahwa stabilitas keuangan daerah Sulawesi Tengah masih membaik dengan sedikit peningkatan.

Sumber korporasi seperti perkembangan negara mitra dagang yang melambat, dan harga komoditas global yang lebih rendah dari seharusnya, memberikan hasil negatif pada kinerja perusahan yang mengandalkan ekspor, seperti DSLNG. Hanya saja, industri pengolahan logam tumbuh lebih tinggi oleh nilai tambah hilirisasi nikel yakni; hot rolled coiled (HRC) dan cold rolled coiled (CRC).

Demikian halnya dengan kinerja sektor lapangan kerja rumah tangga, yang pada umumnya masih belum meningkat setelah perbaikan gempa, tsunami dan likuifaksi.

Suasana penanaman pohon kemiri oleh DSLNG bersama BKSDA Sulteng di habitat maleo dalam kawasan Hutan Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulteng, Selasa (17/9). (NTARA/HO-Humas DSLNG)

Inovasil dan sinergi

Melihat kondisi itu, DSLNG terus berinovasi dan bersinergi dengan pemerintah daerah dalam peningkatan perekonomian masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Program ini menyasar pengembangan ekonomi lokal berdasarkan kapasitas mata pencaharian masyarakat.

DSLNG kemudian menghadirkan pelatihan, budidaya dan pengelolaan tanaman kepada para petani, nelayan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Salah satu upaya yang terus digenjot ialah pemberian pelatihan budidaya dan pengelolaan tanaman cabai kepada Kelompok Wanita Tani Bilalang, Kelurahan Sisipan, Kecamatan Batui.

Buamin, anggota Kelompok Wanita Tani Bilalang mengungkapkan bahwa usai mengikuti pelatihan, mereka kembali diberikan bantuan bibit unggul untuk bercocok tanam.

Sejak akhir Maret lalu, mereka telah menanam sekira 5.000 bibit pohon cabai di lahan masing-masing. Luas lahan 21 anggota kelompok variatif, mulai dari 1/4 hektare, 1/2 hektare maupun 1 hektare. Sementara, untuk demontration plot (demplot) atau kebun percontohan dilakukan di lahan seluas 1 haktare yang menghampar di lereng bukit.

Untuk bibit cabai, DSLNG memfasilitasi para petani mendapatkan benih unggul, dari hasil pengembangan Balai Pembenihan Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian Provinsi Gorontalo. Namanya cabai Malita FM, atau lebih populer disebut Rica Gorontalo.

Sejak ditaman, bibit unggul cabai yang berjejer dengan jarak masing-masing pohon sekira satu meter tersebut, mulai berbuah. Bahkan, oleh mereka Rica Gorontalo itu telah dipanen sekali dan menghasilkan sekira 23 kilogram. Jumlah tersebut jika dirupiahkan mencapai 600.000 rupiah.

Sedangkan untuk penjualannya, para petani wanita ini tak perlu pusing. Sebab, Donggi Senoro LNG telah memfasilitasi dengan sebuah koperasi tani yang memiliki unit usaha stocking point. Para petani tak perlu lagi menunggu lama untuk menghabiskan jualannya di pasar. Sementara hasil pengumpulan stocking point tersebut penjualannya menyasar pasar di Provinsi Gorontalo.

“Kalau dulu, kita menunggu lama di pasar untuk menghabiskan jualan. Tapi saat ini, kita tinggal petik, timbang, lalu jual ke stocking point,” kata Buamin, wanita 35 tahun asal Banggai yang telah menetap 15 tahun di Desa Sisipan.

Tak hanya itu, DSLNG kemudian kembali memberikan pendampingan kepada para petani dengan mendirikan sekolah lapang. Bukan seperti sekolah pada umumnya, sekolah lapang dibentuk untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada para petani binaan, terkait cara memilah bibit, menanam, merawat dan membuat pupuk organik.

Untuk nelayan, DSLNG memberikan pelatihan tangkap, hingga memberikan bantuan alat tangkap, seperti yang pernah diberikan kepada sejumlah kelompok nelayan di Kecamatan Nambo. Sementara untuk UMKM, DSLNG juga melakukan pendampingan dalam proses penjualan produk rumahan, seperti yang dilakukan pada seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Mendono atas produk abon ikannya.

Dari penjualan yang biasanya hanya menyasar lingkungan sekitar, berkat pendampingan dan penjualan online produknya telah menyasar pasar di tanah Jawa dan Malaysia. Bahkan, DSLNG juga memfasilitasi kepada kelompok UMKM binaan dengan mendirikan Bonua Ole-ole di ruang tunggu keberangkatan Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bubung.

Dengan adanya Bonua Ole-ole, para traveller atau tamu daerah, tak perlu bingung lagi mencari buah tangan untuk dibawa pulang. Di sini, telah disediakan berbagai produk rumahan dan kerajinan yang sangat layak dijadikan ole-ole khas dari Kabupaten Banggai.

Bupati Herwin Yatim saat meninjau outlet Bonue Ole-ole DSLNG di Bandara Luwuk, Rabu (4/9) (Antaranews Sulteng/Evan Pontoh)