Palu, (antarasulteng.com) - Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana
mengaku dirinya bisa menjadi seorang kaya raya dengan mudah jika mau
korupsi atau menerima suap.
"Saya sudah kaya dari dulu jika mau korupsi atau menerima suap,"
kata Denny saat menutup orientasi CPNS Kemenkum dan HAM wilayah Sulawesi
Tengah di Kota Palu, Sabtu.
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini
juga mengaku mengalami banyak godaan untuk memperkaya diri dari jalur
ilegal.
"Godaannya banyak, tetapi jika kita melawannya pasti bisa mengalahkannya," katanya.
Dia mengatakan untuk melawan kezaliman dan korupsi harus dibantu oleh seluruh jajaran, bawahan, dan seluruh masyarakat.
"Ajudan saya pernah ditawari Rp1 miliar oleh seseorang yang cuma
ingin bertemu dengan saya, tapi ajudan menolaknya. Sikap seperti inilah
yang harus dipertahankan," kata pria kelahiran Kalimantan Selatan, 11
Desember 1972 itu.
Dia mengatakan hasil korupsi bukanlah rezeki, dan tidak ada manfaatnya dalam hidup.
Untuk mencoba memberantas korupsi, penulis buku "Negeri Para
Mafioso" ini juga memberlakukan sistem kerja di Kemenkum dan HAM secara
transparan seperti proses penerimaan CPNS.
"Semua hasil tahapan tes diumumkan secara terbuka, dan diawasi oleh
pihak luar. Kalau ada yang mencoba melakukan pungli laporkan saja," kata
Denny.
Pria yang jabatannya tinggal 560 hari lagi sebagai wakil menteri ini
juga meminta masukan dan kritik dari masyarakat terkait kinerjanya
selama ini.
"Kita akan jawab semua itu dengan kinerja positif," katanya. (SKD)
Denny Indrayana: Kaya Itu Mudah Dengan Korupsi
Saya sudah kaya dari dulu jika mau korupsi atau menerima suap