Indomaret minta maaf menuduh santri mencuri di Tasikmalaya

id Santri, miftahul huda, Manonjaya, indomaret, Tasikmalaya

Indomaret minta maaf menuduh santri mencuri di Tasikmalaya

Branch Manager PT Indomarco Prismatama Bandung Dedi Yusup Apriadi. ANTARA/HO-Pokja Polresta Tasikmalaya

Atas kejadian ini kami minta maaf. Kami harap kejadian ini dapat diselesaikan dengan kekeluargaan

Tasikmalaya (ANTARA) - Manajemen minimarket Indomaret menyampaikan permohonan maaf kepada santriwati Pondok Pesantren Miftahul Huda di Manonjayan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, karena pegawai Indomaret Manonjaya telah menuduh mencuri barang.

"Atas kejadian ini kami minta maaf. Kami harap kejadian ini dapat diselesaikan dengan kekeluargaan," kata Branch Manager PT Indomarco Prismatama Bandung Dedi Yusup Apriadi melalui siaran pers di Tasikmalaya, Ahad.

Ia menuturkan bahwa manajemen secara langsung meminta maaf kepada pondok pesantren, khususnya santri, karena tindakan karyawannya yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur perusahaan.

Dedi mengakui tindakan karyawannya itu telah menimbulkan kesalahpahaman sehingga saat kejadian karyawannya pun langsung memohon maaf kepada santriwati yang sempat digeledahnya.

Karyawan yang melakukan tindakan itu, kata dia, akan diberi sanksi sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini menjadi pelajaran bagi manajemen di seluruh minimarket Indomaret.

"Kami akan arahkan karyawan itu untuk meningkatkan pelayanan," katanya.

Sebelumnya, peristiwa itu bermula ketika empat santriwati dari Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya berbelanja di Indomaret Maonjaya, Rabu (1/1).

Setelah membayar barang yang dibeli, mereka lalu keluar. Tidak lama berselang, santriwati itu dipanggil oleh pegawai Indomaret, kemudian menuduh mereka telah mencuri, lalu menggeledahnya. Namun, tuduhan itu tidak terbukti.

Selanjutnya, para santriwati menggelar aksi solidaritas dengan mendatangi toko Indomaret Manonjaya, Jumat (3/1). Mereka menuntut manajemen Indomaret meminta maaf dan menutup tokonya.

Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda K.H. Asep Maoshul Affandi mengatakan bahwa aksi santrinya itu merupakan bentuk solidaritas dan menuntut pihak manajemen untuk menyampaikan langsung permohonan maaf kepada santriwati.

"Jangan sampai ada stigma terhadap santri, ini masalah harga diri," kata Asep. ***2***