Washington (antarasulteng.com) - Tool berikut ini menjadi arsenal
paling ampuh bagi dinas intelijen Amerika Serikat dan Inggris: kunci
enkrispi kartu SIM yang digunakan telepon mobile.
Laporan
investigatif laman berita The Intercept, mengutip dokumen yang
dibocorkan mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) Edward
Snowden, menyebutkan bahwa dinas intelijen AS dan Inggris meretas
produsen aplikasi software dari Eropa, Gemalto, untuk mendapatkan kunci-kunci ini.
Jika
laporan ini akurat maka bisa disebut NSA dan padanannya di Inggris GCHQ
memiliki kemampuan dalam memonitor secara diam-diam komunikasi global
dari perangkat mobile tanpa ada surat perintah atau harus menyadapnya.
"Ini
luar biasa besar dampaknya," kata Bruce Schneier, seorang kriptografer
yang menjadi Chief Technology Officer pada perusahaan keamanan internet
Resilient Systems dan peneliti pada Berkman Center, Universitas Harvard.
"Yang
paling mengerikan adalah NSA meretas semua orang hanya untuk
mendapatkan informasi mengenai segelintir orang," kata Schneier kepada
AFP. "Mereka mendapatkan kunci-kunci enkripsi dari semua orang,
termasuk Anda dan saya. Ini kebijakan bumi hangus."
Laporan itu
menyebutkan bahwa dinas intelijen bisa saja memiliki akses ke rentang
komunikasi yang jauh lebih luas ketimbang yang sudah dilaporkan.
Dokumen-dokumen lainnya menunjukkan NSA bisa memonitor email dan
komunikasi telepon biasa.
Schneier menyebut laporan itu kredibel dan kemungkinan besar menunjukkan para pembuat kartu SIM lainnya juga telah diretas.
"Anda kira ini hanya satu-satunya perusahaan yang diretas? Mustahil," kata dia.
Sarah
Ludford, anggota parlemen Inggris dari kubu Demokrat Liberal, berkata
melalui Twitter bahwa tindakan yang dilakukan dinas intelijen Inggris
dan AS itu telah merusak keamanan siber vital dan lebih jauh membuat
para legislator terlihat bodoh.
NSA enggan mengomentari laporan ini saat dimintai pendapat oleh AFP.
Gemalto
sendiri menganggap masalah ini sangat serius dan akan mengerahkan semua
sumber daya yang ada untuk investigasi menyeluruh atas laporan ini.
Perusahaan
itu menambahkan Gemalto bukanlah target langsung dari serangan
intelijen ini, melainkan sebanyak mungkin informasi dari sebanyak
mungkin telepon mobile.
Namun beberapa pakar enggan terlalu cepat menyimpulkan laporan investigatif The Intercept itu.
"Salah
satu alasan saya skeptis adalah bahwa pemerintah-pemerintah lainnya
juga menggunakan metode lain dalam menangkap komunikasi dan data
nirkabel yang tidak aman untuk dimulai," kata Darren Hayes, direktur
keamanan siber pada Fakultas Ilmu Komputer dan Sistem Informasi,
Universitas Pace.
"Saya tak yakin pemerintah AS atau Inggris bersedia menggunakan peretas dalam cara sama seperti digunakan Tiongkok atau Rusia."
Schneider
mengatakan informasi lebih banyak lagi diperlukan untuk mengetahui
dengan pasti kunci enkripsi yang dikumpulkan, namun sepertinya itu lebih
memungkinkan mereka bisa mendapatkan akses ke komunikasi telepon
ketimbang transfer data, sehingga SMS atau pesan suara mungkin bisa
diakses tapi tidak untuk Skype atau layanan-layanan berbasis Internet
lainnya.
"Saya kira perusahaan itu harus melakukan apa yang sudah
dilakukan Sony (setelah diretas), yakni menyewa tim forensik," kata
Schneier. "Kita perlu rincian-rincian mengenai bagaimana hal ini terjadi
dan apa yang bisa diperbuat untuk meremediasinya."
John Pirc,
pendiri perusahaan keamanan Bricata yang berbasis di Virginia,
mengatakan laporan itu masuk akal dan jika benar bisa merusak
kepercayaan pada komunikasi mobile.
"Jika seseorang mengakses
kartu SIM dan memasukkan malware (virus) di dalamnya, maka itu berarti
siapa pun bisa melakukannya," kata Pirc kepada AFP.
Pirc
menyatakan pengungkapan itu dapat merugikan pabrikan-pabrikan atau
perusahaan-perusahaan komunikasi jika mereka gagal mengambil langkah
dalam menutup kelemahan keamanannya.
"Jika hal ini kemudian
terbukti benar, maka semua konsumen meski diminta mengganti dengan kartu
SIM baru," kata dia seperti dikutip AFP. (skd)
AS Retas Kartu SIM Untuk Mata-Matai Komunikasi Mobile
Yang paling mengerikan adalah NSA meretas semua orang hanya untuk mendapatkan informasi mengenai segelintir orang