Perajin limbah kaleng andalkan kreativitas tetap eksis di masa pandemi

id Perajin Boyolali ,andalkan kreatifitas tetap ,ekses masa pandemi

Perajin limbah kaleng andalkan kreativitas tetap eksis di masa pandemi

Kerajinan tong limbah cat asal Desa Gagaksipat, yang dibuat tempat cuci tangan dengan lukisan yang indah di masa pandemi tetap eksis produksi, di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Senin (22/02/2021). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

Kami tetap produksi dari bahan baku limbah kaleng, tetapi kami juga membuat kerajinan ember tempat cuci tangan dari limbah tong cat yang sedang banyak dicari konsumen pada masa pandemi
Boyolali (ANTARA) - Siti Restami (36), seorang pelaku usaha kerajinan limbah kaleng di Desa Gagaksipat, Ngemplak, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, yang mengandalkan kreativitas dan inovasi, mampu bertahan dan tetap eksis produksi pada masa pandemi COVID-19.

Menurut Siti Restamin, pandemi COVID-19 sangat berdampak terhadap semua pelaku usaha kerajinan, namun dirinya tetap berusaha agar bisa bertahan.

"Kami tetap produksi dari bahan baku limbah kaleng, tetapi kami juga membuat kerajinan ember tempat cuci tangan dari limbah tong cat yang sedang banyak dicari konsumen pada masa pandemi," kata Siti, di Boyoyali, Senin.

Siti Restamsi yang mempunyai keahlian dalam melukis di kaleng sebagai limbah bisa dibuat menjadi barang yang bernilai harga jual seperti celengan, kaleng makanan, dan cendera mata lainnya.

Namun, Siti pada masa pandemi kemudian melakukan inovasi dan kreatif dengan membuat limbah tong cat yang dibuat unik dengan dihiasi coretan lukisannya menjadi ember tempat cuci tangan yang indah.

Siti yang memiliki usaha kerajinan, bernama "Sasa Istina Kelang" itu, mulai kebanjiran pesanan. Permintaan rata-rata mencapai 50 tong limbah cat ukuran 25 liter per bulan. Bahkan, dia menolak pesanan tong tempat cuci tangan karena tidak mampu melayani permintaan pasar.

"Kami dengan dibantu dua tenaga kerja kemampuan produksi rata-rata hanya sekitar 50 buah per bulan. Harga setiap tong tempat cuci tangan dijual Rp125 ribu per buah," katanya.

Ia juga membuat kerajinan kursi dari limbah tong cat dan meja yang yang unik dan banyak diminati masyarakat pada masa pandemi saat ini. Harga kursi dari limbah tong cat hanya dijual Rp150.000 per buah, dan meja juga dijual Rp150.000 per buah.

Permintaan tong tempat cuci tangan produksinya, kata dia, dari berbagai daerah, antara lain Boyolali, Kota Solo, Karanganyar, Sukoharjo, dan Semarang, Sedangkan, kerajinan kursi dan meja kursi kebanyakan luar kota, misalnya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bandung.

Ia menjelaskan, gemar melukis dengan media kaleng yang ditekuni sejak 2011 sehingga sekarang ternyata membawa bekah pada masa pendemi COVID-19.

"Saya berharap COVID-19 segera selesai dengan upaya pemerintah memberikan program vaksin kepada masyarakat dan ekonomi kembali puluh normal," katanya.