Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan persatuan menjadi kunci utama menjaga keutuhan negara di usia ke-80 tahun Indonesia.
"Merawat kebhinnekaan persatuan dan kesatuan harus dikedepankan, maka sesama anak bangsa jangan menjadikan perbedaan sebagai penghalang, tetapi perbedaan jadikan sebagai perekat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin di Palu, Sabtu.
Menurut dia, tantangan yang dihadapi ke depan bagaimana mengelola keberagaman, menjaga kedaulatan, dan memastikan kesejahteraan rakyat, maka FKUB sebagai perhimpunan tokoh-tokoh lintas agama berperan penting dalam memberikan pencerahan kepada umat.
Perkembangan global, arus teknologi, maupun dinamika geopolitik internasional menjadi tantangan bagi Indonesia di masa mendatang. Di sisi lain kesejahteraan masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah dalam pemerataan akses kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan ekonomi.
“Selama rakyat belum sepenuhnya sejahtera, negara masih punya tugas besar. Kesehatan dan pendidikan harus benar-benar dirasakan seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Ia mengemukakan masyarakat harus cerdas menerima informasi, terutama pada platform media sosial karena ancaman kerentanan sosial kerap dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk memecah belah, baik mengatasnamakan agama, suku, kelompok, maupun golongan.
Maka FKUB terus memasifkan kampanye moderasi beragama dalam menjaga kerukunan umat beragama di tengah maraknya isu intoleransi, ujaran kebencian di media sosial, hingga politik identitas yang berpotensi memicu konflik horizontal.
Kata dia, masa depan Indonesia bergantung pada kebersamaan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi tantangan zaman, optimisme, dan kerja keras seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan harapan para pendiri bangsa ini.
"Toleransi masih menjadi panduan merawat kebhinnekaan. Karena Indonesia memiliki masyarakat majemuk," ujar Zainal yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.
Ia menambahkan, kerukunan umat beragama benteng menjaga keutuhan NKRI, maka tidak perlu memperdebatkan berbeda keyakinan dan dijadikan sebagai alasan merusak persaudaraan, karena perbedaan merupakan anugerah yang datang dari Tuhan.
