Gugus tugas COVID-19 imbau warga Parimo jangan abaikan prokes

id Irwan, Gugus Tugas, Parigi Moutong, COVID-19, sulteng

Gugus tugas COVID-19  imbau warga Parimo jangan abaikan prokes

Juru bicara Gugus Tugas penanganan COVID-19 Parigi Moutong, Irwan. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) -
Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengimbau warga  setempat jangan mengabaikan protokol kesehatan karena beberapa terakhir terjadi lonjakan kasus di Kecamatan Kasimbar.
 
"Satu pekan terakhir ada peningkatan cukup signifikan di Kecamatan Kasimbar. Laporan Tim surveilans pada tanggal 15 April 2021 di wilayah tersebut terdapat 46 kasus positif," kata Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Parigi Moutong Irwan yang ditemui, di Parigi, Senin.
 
Dia menjelaskan, hasil penelusuran tim di lapangan menyebutkan, warga di wilayah kecamatan tersebut mulai abai terhadap protokol kesehatan, sehingga terjadi penularan yang cukup masif.
 
Oleh karena itu, pemerintah maupun pemangku kepentingan perlu menggencarkan sosialisasi di wilayah masing-masing, baik di rumah ibadah maupun kegiatan-kegiatan lainnya, sebagai bentuk pencegahan.
 
"Kami tidak bosan-bosan mengingatkan warga betapa pentingnya protokol kesehatan. Jangan sampai kita mengalami gelombang lonjakan ketiga, bila itu terjadi maka akan berdampak terhadap semua aktivitas sosial," ujar Irwan.
 
Menurutnya, meskipun kegiatan vaksinasi dan sejumlah orang yang sudah mendapat vaksin, namun protokol kesehatan masih menjadi prioritas dalam menekan angka penularan, paling tidak mengenakan masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak selalu diterapkan di lingkungan tempat kerja, pasar tradisional dan tempat perbelanjaan lainnya, termasuk cafe.

"Parigi Moutong sempat mengalami lonjakan gelombang kedua pada akhir 2020 hingga awal 2021. Kita tidak ingin hal ini terulang, sehingga kami meminta masyarakat agar menyeriusi peringatan ini," kata Irwan.
 
Dikemukakannya, imbauan pemerintah bukan untuk melarang aktivitas masyarakat, justru imbauan ini sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat, karena yang menjalani aktivitas adalah masing-masing individu.
 
"Upaya pencegahan lebih baik daripada mengobati. Artinya ketika sudah sampai pada tahap pengobatan, secara tidak langsung kita telah terpapar corona, hal ini akan berdampak pada kesehatan orang-orang di sekitar kita," demikian Irwan.