Pemkab Bangai mulai mendata pedagang korban kebakaran Pasar Simpong

id Kebakaran, Pasar Simpong, Luwuk Banggai,Pemkab Banggai

Pemkab Bangai  mulai mendata pedagang korban kebakaran Pasar Simpong

Sejumlah warga mencari besi tua sisa kebakaran di Pasar Simpong untuk dijual kembali, Jumat (14/5/2021) siang. (ANTARA/Stepensopyan Pontoh)

Luwuk, Banggai (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah mulai melakukan pendataan pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Simpong, Kecamatan Luwuk Selatan.

Kepala Seksi Bahan Pokok Disperindag Kabupaten Banggai Baharullah Arsyad di Luwuk Selatan, Jumat, mengungkapkan petugas turun ke Pasar Simpong guna menemui para korban kebakaran untuk kepentingan pendataan.

Pendataan tersebut, dimaksudkan untuk mengetahui data pasti para pedagang sehingga saat dilakukan perbaikan tidak ada lagi klaim dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

“Sampai saat ini sudah ada 15 pedagang yang kami dapatkan data lengkapnya. Selebihnya masih dilakukan pendataan,” kata dia.

Ia menjelaskan pendataan pedagang sebagai upaya mendapatkan data riil pedagang yang menjadi korban pada peristiwa menjelang Shalat Idul Fitri 1442 Hijriah di daerah itu, Kamis (13/5) subuh.

Berdasarkan data Disperindag Banggai, tercatat 66 petak dan 200 los yang menjadi korban kebakaran. Oleh karena itu diperlukan pendataan rill di lapangan untuk mengetahui apakah para pedagang yang terdata sebelumnya masih sama atau telah beralih tangan.

Ia menjelaskan pentingnya pendataan dilakukan karena beberapa kali petugas mendapati adanya pergantian pemilik lapak atau los tanpa sepengetahuan petugas pasar.

“Untuk menghindari masalah itu maka kami turun lapangan,” katanya.

Para pedagang datang melihat kondisi petak dan los di Pasar Simpong, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pasca kebakaran hebat, Jumat (14/5/2021) siang. (ANTARA/Stepensopyan Pontoh)

Bram, salah satu pemilik petak yang menjadi korban kebakaran, mengharapkan pemerintah segera mengambil kebijakan pembangunan kembali pasar yang terbakar. Alasannya, para pedagang membutuhkan tempat untuk berjualan.

“Kami mencari di pasar dan tempat kami sudah terbakar. Kalau tidak dibangunkan lagi maka kami tidak bisa menjual,” katanya.

Ia mengatakan dalam kebakaran tersebut, para pedagang telah merugi puluhan hingga belasan juta rupiah.

Oleh karena itu, ia mengharapkan pemerintah segera membangun kembali petak dan los yang terbakar agar para pedagang bisa kembali mencari nafkah.

“Kalau kerugian saya pribadi sekitar lima puluhan juta. Semua terbakar di dalam petak yang ada. Karena saat kejadian saya tidak berada di lokasi,” tuturnya.

Meski kebakaran itu sebagai bencana bagi para pedagang di Pasar Simpong, pasca-kebakaran lokasi itu menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah pemulung besi tua. Belasan pemulung besi tua terlihat mengais rezeki di lokasi yang masih menyisakan puing dan asap itu.

Ahmad, salah satu dari para pemulung besi tua, mengungkapkan hasil pencariannya tersebut akan dikumpul untuk dijual kembali ke pengepul besi tua.

Meski begitu, ia berharap para pedagang dapat kembali beraktivitas di lokasi yang ada.

"Kalau besi yang sudah tidak bisa digunakan kembali nanti akan dijual, tapi kayak obeng-obeng ini masih bisa digunakan di rumah jadi tidak dijual," katanya.