Jayapura (ANTARA) - Wisma Atlet menjadi salah satu infrastruktur yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Papua dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021.
Gedung Wisma Atlet yang berdampingan dengan stadion sepak bola Stadion Mandala itu dibangun untuk menampung atlet-atlet utama Papua yang akan berlaga dalam PON.
Membutuhkan waktu hingga sembilan tahun mulai dari 2011 sampai 2019 untuk membangunnya, wisma yang juga menjadi kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua itu menelan dana Rp313 miliar dengan menggunakan biaya APBD.
Saat meresmikan wisma atlet di Jayapura, Agustus 2020, Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut pembangunan gedung tersebut menjadi peristiwa bersejarah bagi dunia olahraga Bumi Cenderawasih.
“Keberadaan wisma atlet dan kantor KONI ini merupakan tonggak baru dan sejarah baru bagi olahraga di Tanah Papua,'' kata Lukas Enembe, Agustus 2020 itu.
''Provinsi Papua memiliki wisma atlet dan kantor KONI termegah di Indonesia. Tidak ada provinsi lain yang memiliki,'' sambung dia.
Gedung yang menjadi wisma atlet merangkap kantor KONI itu bahkan disebut yang termegah di Indonesia karena didukung fasilitas setara hotel bintang tiga.
Wisma Atlet Mandala yang dibangun di atas lahan seluas 25.865 meter persegi itu memiliki tujuh lantai.
Lantai satu hingga tiga difungsikan sebagai tempat parkir berkapasitas 240 mobil.
Kemudian, lantai empat merupakan kantor untuk pengurus provinsi (Pengprov) cabang olahraga Papua, Kantor KONI Papua, dan ruang serbaguna berkapasitas 300 orang.
Selain itu, ada restoran, ballroom, meeting room, dan fasilitas dapur yang bertugas menyediakan makanan untuk 524 atlet.
Adapun kamar tidur, secara khusus ditempatkan di lantai enam dan tujuh. Total, ada 60 kamar tidur dengan daya tampung 524 orang, di mana setiap kamar bisa ditempati oleh tujuh hingga sembilan orang.
Dalam setiap kamar juga disediakan satu buah televisi, pendingin ruangan, serta kamar mandi yang dilengkapi fasilitas air panas. Di lantai tujuh juga terdapat ruang biliar, klinik 24 jam, serta pusat kebugaran yang disebut memiliki fasilitas terlengkap dan terbesar di Provinsi Papua.
Menurut General Manajer Wisma Atlet Mandala, Djarot, keterisian kamar wisma atlet menjelang upacara pembukaan PON 2 Oktober mencapai 80 persen atau terisi 240 tempat tidur.
Namun ada juga atlet beberapa cabang olahraga yang memilih menginap di tempat penginapan yang berdekatan dengan arena pertandingan.
“Karena masih ada cabang olahraga yang keluar-masuk menyesuaikan dengan jadwal pertandingan mereka,” kata Djarot.
Atlet binaraga Papua Yulianus Marian mengaku bersyukur bisa merasakan fasilitas wisma atlet yang cukup lengkap dalam menunjang kebutuhannya untuk PON.
"Fasilitas di wisma ini cukup lengkap. Setiap atlet diberikan makanan yang bagus, latihan bagus, semua fasilitasnya bagus. Kami, atlet, berterima kasih kepada pemerintah provinsi Papua dan KONI Papua,” kata Yulianus.
"Sebagai atlet binaraga, fasilitas yang diberikan sangat mencukupi. Alat-alat yang kami butuhkan untuk latihan sudah disediakan," tambah dia.
Dengan fasilitas yang cukup lengkap, Wisma Atlet Mandala ini akan dikelola oleh pihak ketiga untuk dikomersialisasikan.
Namun menurut Djarot, rencana tersebut masih perlu dibicarakan dengan pemerintah provinsi.
"Kami ada rencana, setelah PON dan Peparnas kami akan mengkomersialkan wisma atlet untuk pernikahan. Kami juga akan menjual kamar tapi harus menunggu untuk mengurus perizinan," pungkas dia.