Wisata bahari Donggala mulai ramai dikunjungi setelah PPKM level 2
Palu (ANTARA) -
Wisata bahari di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal setelah Sulteng masuk kategori Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.
"Kami sangat bersyukur, objek wisata di kabupaten ini kembali ramai dikunjungi warga, semoga ini tetap konsisten," kata Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Donggala Johan Dwirisyanto yang dihubungi dari Palu, Jumat.
Empat objek wisata di kabupaten itu setiap pekan ramai dikunjungi wisatawan yakni objek wisata Tanjung Karang, Boneoge, "Pusestasi" atau pusat laut dan "Bone Bula" atau pasir putih yang terletak di Kecamatan Banawa.
Yang mana, keempatnya merupakan objek wisata unggulan Donggala yang setiap tahun memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah.
"Setelah Donggala berstatus PPKM level 2, ini menjadi angin segar bagi sektor pariwisata di daerah ini. Kami tidak bermuluk-muluk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman). Saat ini kami masih berkonsentrasi pada wisatawan lokal dan domestik, kalau pun wisman datang berkunjung menjadi nilai plus bagi kami," tutur Johan.
Pelaksanaan teknis pada objek-objek wisata di daerah itu tetap mempedomani protokol kesehatan (prokes) dengan ketat, meskipun wabah COVID-19 terus menunjukkan penurunan.
Mengingat tempat wisata mengundang kerumunan orang, tentu pengelola dan pengunjung harus mampu menciptakan suasana yang baik, dalam artian kepatuhan terhadap prokes jangan terabaikan.
"Jangan sampai objek wisata menjadi klaster baru, oleh karena itu tidak ada jalan lain selain prokes, dan pengunjung sebaiknya membawa perlengkapan pendukung prokes lainnya," katanya.
Meski pemerintah setempat telah menekankan rambu-rambu pencegahan penularan COVID-19, tidak menyurutkan minat pengunjung berwisata di daerah tersebut.
Dari data Dinas Pariwisata setempat, rata-rata kunjungan wisatawan per satu objek bisa mencapai 200 pengunjung, baik dari Donggala, Kota Palu dan sekitarnya.
"Setiap pekan orang berwisata mulai hari Sabtu, dan puncaknya di hari Minggu. Suasana seperti ini sudah biasa sebelum ada pandemi COVID-19. Lalu petugas lapangan kami sudah di tempatkan di masing-masing objek untuk memantau kegiatan wisata oleh masyarakat, dan hasil pemantauan itu di laporkan secara berkala untuk kepentingan evaluasi," demikian Johan.