BKSDA Sulteng apresiasi warga Palu keluarkan ban dari leher buaya
Palu (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah memberikan apresiasi kepada seorang warga Kota Palu bernama Tili (35) yang berhasil mengevakuasi dan mengeluarkan ban motor bekas dari leher seekor buaya di Sungai Palu, Senin (07/02( malam.
Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni mengatakan kemunculan buaya berkalung ban di sungai Palu terlihat sejak tahun 2016, yang sontak membuat buaya itu viral. Sejumlah pihak mulai dari ahli satwa nasional hingga internasional pun pernah mencoba mengevakuasi buaya berkalung ban ini, namun tak membuahkan hasil
‘’Kami mengucapkan Alhamdulillah, akhirnya, sejak tahun 2016 dicoba melepas bannya, baru kali ini berhasil,’’ kata Hasmuni, Selasa.
Menurut Hasmuni, setelah jeratan ban tersebut dilepas dari leher buaya, reptil berukuran panjang 5 meter 20 centimeter dan lebar 93 centimeter itu kemudian dilepaskan kembali ke habitatnya di Sungai Palu.
‘’Seharusnya dibawa dulu, tapi permintaan warga sekitar buaya tersebut dilepas saja,’’ tuturnya.
Sebelum dilepaskan kembali, buaya muara tersebut seharusnya dititip sementara di kandang transit untuk mendapat pengobatan dan pemeriksaan.
"Kalau kami sangat apresiasi kepada Pak Tili, tetapi bukan dalam bentuk materi. Kami tidak bisa pastikan jantan atau betina buaya itu karena warga minta dilepaskan kembali," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria bernama Tili warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, berhasil mengevakuasi buaya berkalung ban di Sungai Palu, Jembatan II, Kecamatan Palu Selatan, Senin malam (07/02).
Evakuasi dilakukan secara mandiri oleh Tili dengan sistem jerat menggunakan peralatan tali, bambu dan seekor ayam sebagai umpan.
“Saya sudah siapkan penangkapan buaya ini beberapa pekan,” kata Tili.
Menurut Tili, buaya berkalung ban berhasil ia evakuasi sekitar pukul 18.30 Wita. Ban motor yang melilit di leher buaya tersebut langsung lepas.
“Yang jerat saya sendiri, tapi saya minta bantuan warga untuk angkat ke darat. Mungkin ada 50 orang yang bantu angkat,” kata Tili.
Dia mengatakan sudah tiga kali buaya ban itu lolos dari jeratnya. "Beruntung hari ini berhasil,” ujarnya.
Buaya berkalung ban tersebut viral di media sosial sekitar tahun 2016. Sejumlah pemerhati reptil dan ahli satwa asal luar negeri datang ke Kota Palu untuk melakukan evakuasi, namun gagal.*
Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni mengatakan kemunculan buaya berkalung ban di sungai Palu terlihat sejak tahun 2016, yang sontak membuat buaya itu viral. Sejumlah pihak mulai dari ahli satwa nasional hingga internasional pun pernah mencoba mengevakuasi buaya berkalung ban ini, namun tak membuahkan hasil
‘’Kami mengucapkan Alhamdulillah, akhirnya, sejak tahun 2016 dicoba melepas bannya, baru kali ini berhasil,’’ kata Hasmuni, Selasa.
Menurut Hasmuni, setelah jeratan ban tersebut dilepas dari leher buaya, reptil berukuran panjang 5 meter 20 centimeter dan lebar 93 centimeter itu kemudian dilepaskan kembali ke habitatnya di Sungai Palu.
‘’Seharusnya dibawa dulu, tapi permintaan warga sekitar buaya tersebut dilepas saja,’’ tuturnya.
Sebelum dilepaskan kembali, buaya muara tersebut seharusnya dititip sementara di kandang transit untuk mendapat pengobatan dan pemeriksaan.
"Kalau kami sangat apresiasi kepada Pak Tili, tetapi bukan dalam bentuk materi. Kami tidak bisa pastikan jantan atau betina buaya itu karena warga minta dilepaskan kembali," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria bernama Tili warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, berhasil mengevakuasi buaya berkalung ban di Sungai Palu, Jembatan II, Kecamatan Palu Selatan, Senin malam (07/02).
Evakuasi dilakukan secara mandiri oleh Tili dengan sistem jerat menggunakan peralatan tali, bambu dan seekor ayam sebagai umpan.
“Saya sudah siapkan penangkapan buaya ini beberapa pekan,” kata Tili.
Menurut Tili, buaya berkalung ban berhasil ia evakuasi sekitar pukul 18.30 Wita. Ban motor yang melilit di leher buaya tersebut langsung lepas.
“Yang jerat saya sendiri, tapi saya minta bantuan warga untuk angkat ke darat. Mungkin ada 50 orang yang bantu angkat,” kata Tili.
Dia mengatakan sudah tiga kali buaya ban itu lolos dari jeratnya. "Beruntung hari ini berhasil,” ujarnya.
Buaya berkalung ban tersebut viral di media sosial sekitar tahun 2016. Sejumlah pemerhati reptil dan ahli satwa asal luar negeri datang ke Kota Palu untuk melakukan evakuasi, namun gagal.*